SUMENEP | koranmadura.com – Warga Desa Kalianget Timur, Kecamatan Kalianget, Sarkawi mengeluhkan, pelabuhan rakyat (pelra) di desa setempat, sering dijadikan tempat mesum kalangan muda-mudi pada malam hari.
Di area pelabuhan memang tidak ada penerangan, sehingga pada malam hari gelap gulita. ”Kalau pagi hari tidak separah malam hari, karena banyak warga yang berkunjung ke sana (pelra),” jelasnya, Senin (4/4).
Remaja lawan jenis yang sering nongkrong berduaan di pelra bukan hanya warga Sumenep, juga pendatang dari luar Sumenep, utamanya pada malam minggu. Pada hari-hari tertentu, perilaku amoral remaja tidak hanya pada malam hari.
Pelra dibangun sejak tahun 2005, namun hingga saat ini belum selesai lantaran pekerjaan proyek tersebut diduga tidak sesuai dengan rencana pembuatan bangunan (bestek). Kasus tersebut sudah dilaporkan ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Sumenep.
Untuk merampungkan pembangunan pelabuhan tersebut dibutuhan dana yang tidak sedikit. Dana yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pembangunan pelabuhan itu mencapai Rp 32 miliar.
Berdasarkan catatan Sarkawi, pembangunan pelabuhan itu sudah menghabiskan dana sekitar Rp 10 miliar. ”Ini kalau tidak diteruskan pembangunannya yang jelas akan mengakibatkan kerugian negara yang cukup besar,” terang Sarkawi.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Sumenep Mohammad Fadillah mengatakan, proyek tersebut merupakan proyek yang dibangun oleh Pemerintah Provinsi Jatim dan Syabandar, sehingga pemerintah daerah hanya melakukan pengawasan.
Namun, pembangunan pelra dalam waktu dekat akan dilanjutkan. Hanya saja sebelum dilanjutkan pembangunannya, syahbandar terlebih dahulu akan melakukan kajian teknis. ”Dulu itu dibangun menggunakan dana APBN, tapi saat ini KPA (kuasa pengguna anggaran) dipasarhkan kepada syahbandar,” jelasnya.
Ditanya keluhan sering dijadikan sebagai tempat mesum, mantan Kepala BPBD itu mengaku tidak tahu. Namun, yang jelas penerangannya saat ini masih sangat minim. Minimnya penerangan itu lantaran pembangunannya belum selesai sehingga belum dioperasikan.
Sementara itu, Kepala Kantor Pelabuhan dan Adminitrasi (Apel) Syahbandar Kalianget M Iksan belum bisa dimintai keterangan. Saat dihubungi tidak merespons mesekipun nada sambungnya terdengar aktif hingga berita ini ditulis. (JUNAIDI/MK)