
SUMENEP | koranmadura.com – Entah sudah berapa kali pembangunan Pasar Anom Sumenep meleset dari target. Sehingga, pasar yang mengalami kebakaran sejak tahun 2007 silam, hingga kini belum selesai dibangun kembali. Terbaru, pembangunan pasar induk itu kembali ditarget selesai Agustus mendatang.
Mengenai target Agustus selesai, Bupati Sumenep, A. Busyro Karim mengatakan, hal itu memang sebagaimana dikatakan oleh pihak yang mengerjakan pembangunan pasar saat ini kepada Pemerintah Kabupaten Sumenep beberapa waktu lalu.
“Janji yang mengerjakan pasar kepada Pemkab, pembangunannya selesai Agustus. Kita lihat saja nanti. Apakah betul-betul bisa diselesaikan atau tidak,” tukasnya. Beberapa waktu lalu, Bupati melihat langsung perkembangan terakhir pembangunan pasar yang sudah bertahun-tahun tak selesai karena berbagai alasan itu.
Demi mengejar target, Bupati meminta karyawan yang mengerjakan pembangunan pasar tersebut bekerja lembur. Pembangunan Pasar Anom diminta tak hanya dikerjakan di siang hari, tapi malam hari juga harus dilakukan agar cepat selesai.
Namun tampaknya, menurut Busyro, untuk itu pihak yang mengerjakan pembangunan Pasar Anom harus mencari pekerja yang bukan orang Sumenep. “Tapi ini tampaknya harus mencari pekerja yang bukan orang Sumenep. Harus orang luar. Karena orang Sumenep biasanya tidak mau lembur,” tegasnya.
Jika pada Agustus mendatang ternyata pembangunan pasar tersebut belum selesai, untuk kesekian kalinya, pihak Pemkab, yang dalam hal ini dikatakan langsung oleh Bupati Sumenep, pasti ada konsekuensi kepada pihak yang mengerjakan. “Sudah ada ‘hitam-putihnya’ janji itu dengan segala risikonya,” pungkasnya.
Sementara itu, anggota Komisi II DPRD Sumenep Juhari mengatakan, mestinya pemerintah tak perlu meminta karyawan yang mengerjakan pembangunan Pasar Anom bekerja siang-malam. Seandainya, sejak dulu pemerintah tegas. Sehingga pembangunannya selesai tepat waktu, dan tak selalu meleset dari target.
“Karena kasihan juga, orang disuruh kerja lembur, siang-malam. Apalagi kalau seperti sekarang adalah bulan puasa. Seharusnya, sejak awal pengawasannya dari pemerintah tidak lemah. Sehingga selesai tepat waktu. Tidak seperti sekarang yang sudah berapa kali tidak sesuai target,” tandasnya. (FATHOL ALIF/MK)