BANGKALAN | koranmadura.com – Sejumlah warga Kecamatan Klampis meragukan hasil penyelidikan Aparat Reserse Kriminal, Kepolisian Resor Bangkalan, Madura, tentang ihwal pembunuhan Haji Aziz, 43 tahun. Polisi menyimpulkan, tokoh masyarakat Desa Tenggun Dejeh itu tewas akibat berduel dengan Firman, 29 tahun, di Cafe Kelapa Gading Klampis, 30 Mei lalu. Namun, lewat media sosial, warga menyebut Aziz tewas dikeroyok sejumlah orang termasuk Firman.
Sejumlah anggota DPRD Bangkalan pun ragu karena keterangan polisi berbeda dengan yang didengar langsung dari masyarakat. “Kok, keterangan polisi begitu,” kata Anggota DPRD Bangkalan dari Fraksi PDI Perjuangan, yang tak mau disebutkan namanya, beberapa waktu lalu.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Bangkalan, Ajun Komisaris Adi Wira Prakasa mengaku sudah mengetahui keraguan warga yang diutarakan lewat media sosial tersebut. Menurut dia, cuap-cuap di medsos tidak akan membantu polisi mengungkap misteri kematian Aziz. Dia meminta warga langsung memberitahukan kepada polisi jika memang ada pengeroyokan. “Akan kami rahasiakan identitasnya kalau kasih info yang kami tidak tahu,” kata dia, Rabu (15/6).
Adi mengaku sudah merespons keluhan di medsos dengan melakukan penyelidikan ke lapangan. Namun, semua orang yang hendak dimintai keterangan mulai dari pemilik dan pegawai cafe, serta warga di sekitar cafe kompak mengaku tidak tahu apa-apa soal tewasnya Aziz. “Semua kompak bilang tak oneng (tidak tahu),” ungkap dia.
Sebab itulah, Adi Wira melanjutkan, polisi tetap pada keterangan awal bahwa Aziz tewas karena berduel dengan Firman. Hal itu diperkuat dengan olah tempat kejadian perkara, keterangan saksi bernama Hakim dan keterangan pelaku Firman yang sudah diringkus. Hakim satu-satunya pengunjung cafe yang mau bersaksi. “Firman yang menusuk Aziz duluan pakai pisau di depan kasir,” Wira menerangkan.
Soal penyebab Firman nekat menusuk Aziz masih simpang siur. Versi polisi penusukan itu diawali oleh korban menampar tersangka. Versi lain menyebut Firman hanya jadi korban dendam lama ayahnya Massus dengan Aziz. Mereka kerap bertengkar, meski rumah keduanya hanya berjarak 50 meter. Massus merupakan Mantan Kepala Desa Tengggun Dejeh. Dia dikabarkan kembali mencalonkan diri pada Pilkades serentak pada Oktober mendatang. (ALMUSTAFA/RAH)