
SUMENEP | koranmadura.com – Kepala Bidang (Kabid) Perkebunan Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Sumenep Joko Suwarno mengungkapkan, sebagian gudang sudah mulai buka sekalipun belum melakukan pembelian tembakau.
”Sebenarnya sudah ada gudang yang sudah mulai buka, tapi belum ada kabar kapan mulai akan membeli. Mungkin, masih bersih-bersih saja,” jelasnya, Senin (1/8). Namun, ia tak menyebutkan gudang dimaksud.
Kata Joko, seminggu sebelum mulai membeli tembakau, pihak gudang biasanya terlebih dahulu memberitahukan. Surat pemberitahuan kepada pemerintah daerah menjelaskan harga terendah maupun tertinggi dan kebutuhan (kuota) pada tahun ini.
Sejauh ini, pihaknya belum menerima surat pemberitahuan dari pihak gudang, sehingga tidak tahu harga tembakau. ”Untuk sementara ini kami masih belum tahu (harga tembakau), karena kami masih belum mendaptakan laporan dari pihak gudang,” tuturnya.
Menurutnya, pemerintah daerah tidak mempunyai kewenangan untuk ikut campur menentukan harga tembakau. ”Yang menentukan harga itu adalah pihak gudang. Jadi pemerintah daerah tidak bisa ikut campur, namun pemerintah daerah hanya ikut mengawasi saja,” jelasnya.
Secara terpisah, anggota Komisi II DPRD Sumenep Juhari meminta pemerintah memaksimalkan pengawasan agar tembakau luar tidak masuk. “Salah satu fakor yang merusak harga tembakau adalah masuknya tembakau luar. Sehingga petani mengalami kerugian yang sangat besar,” katanya.
Pemerintah juga harus memberikan solutif dikala musim kemarau basah seperti tahun ini. Salah satunya dengan cara membangun resi gudang tembakau yang nantinya bisa difungsikan sebagai tempat penyimpanan hasil produksi. Utamnya saat harga tembakau anjlok.
Menurut Juhari, seharusnya Dishutbun respek dalam persoalan ini. Sehingga stabilitas harga tembakau petani tetap stabil. “Selama ini kan pemerintah masih kurang serius mengawal tembakau Madura. Sehingga pemerintah mudah dikibuli oleh pengusaha,” ungkapnya.
Pihaknya barharap pemkab lebih proaktif lagi mengawasi harga tembakau. “Pokoknya kami tidak ingin harga tembakau selalu anjlok setiap tahunnya, dan pemerintah harus punya solusi jitu, sehingga petani tidak selalu rugi,” tukasnya. (JUNAIDI/MK)