
SUMENEP | koranmadura.com – Warga Desa Lebbeng Barat, Kecamatan Pasongsongan, mulai bosan untuk mengeluhkan rusaknya infrastruktur. Sebagai bentuk protes, sejumlah masyarakat menanam pohon pisang di tengah jalan yang rusak parah, Kamis (25/8) pagi. Cukuplah pohon itu menjadi simbol protes dan saksi belum beresnya infrastruktur.
Kondisi jalan di Desa Lebbeng Barat saat ini memang sudah rusak parak. Aspal yang sebelumnya sempat memberikan harapan kepada warga, kini sudah mengelupas. Bahkan di sejumlah titik jalan tersebut sudah berlubang.
Akibatnya, jalan di Desa Lebbeng Barat selama beberapa tahun terakhir menyulitkan pengendara yang melintas. Bahkan, menurut salah seorang warga setempat, Ansori, tak jarang kerusakan jalan menjadi penyebab kecelakaan. Meski tak sampai makan korban jiwa.
Menurut Aan, jalan tersebut sudah lama rusak. Hanya saja selama bertahun-tahun tak pernah diperbaiki oleh pihak terkait. Padahal, jalan yang mengalami rusak parah itu merupakan akses utama masyarakat beraktivitas.
Warga setempat kini sudah mulai kesal. Kekesalan warga bertambah saat di sejumlah desa yang masih bersebelahan dengan Desa Lebbeng Barat saat ini jalannya sudah diperbaiki (dihotmix). Seperti Desa Rajun, Campaka, Lebbeng Timur, dan Prancak yang semuanya sama-sama Kecamatan Pasongsongan.
Sebagai bentuk kekecewaan sekaligus protes terhadap pemerintah, mereka memilih menanam pohon pisang di tengah-tengah jalan yang rusak itu. “Selain karena kecewa, warga menanam pisang karena di sepanjang jalan ini banyak yang berlubang dan berbahaya,” paparnya. (FATHOL ALIF/MK)