SAMPANG, koranmadura.com – Tidak mudah untuk sampai ke Pondok Pesantren (Ponpes) Miftahul Ulum Kebunsari di Desa Gunung Kesan, Kecamatan Karang Penang, Kabupaten Sampang. Berjarak sekitar 10 km ke utara dari Kecamatan Karang Penang, dengan akses jalan naik turun bukit dan kondisi jalan berbatu.
Meski berada di pelosok desa, semangat belajar para santri Ponpes Miftahul Ulum Kebunsari dalam mendalami ilmu agama sangat tinggi. Hal itu tidak lepas dari kegigihan dan keihklasan pengasuh sekaligus perintis berdirinya pondok, KH. Syafi’i Khoiruddin.
Diceritakan Kiai Syafi’i, pondok Miftahul Ulum berdiri pada tahun 1993. Saat itu kondisinya masih berupa hutan. Dengan bantuan warga setempat, Kiai Syafi’i “babat alas” membuka lahan.

“Pada saat itu atas dorongan masyarakat, saya hijrah ke sini untuk syiar agama. Saya tertarik dan akhirnya membuat pesantren di sini karena dulu jarang ada orang salat, orang masih awan,” kata Kiai Syafi’i yang saat itu masih tinggal bersama orang tuanya di Desa Tlambah, Karang Penang, Selasa (7 September 2016).
Menurut Kiai Syafi’i, seluruh lahan pesantren yang kini berdiri bangunan sekolah, masjid dan kamar santri, merupakan tanah wakaf dari masyarakat. Pada awal berdirinya pun, asrama santri dibangun oleh wali santri dengan sukarela. Hal itu karena rasa haus masyarakat akan ilmu agama.
“Awal berdiri jumlah santri hanya 10 orang. Kini terus berkembang dan meningkat hingga seratusan lebih santri putra dan santri putri yang mukim. Itu belum santri yang tidak mukim,” sambungnya.
Selain menanamkan ilmu agama melalui jenjang pendidikan Raudlatul Atfal (RA), Ibtidaiyah, Tsanawiyah, Aliyah, SMK dan kajian kitab klasik, Kiai Syafi’i juga menekankan kepada santrinya untuk istiqomah salat berjemaah dan mengaji, serta menjaga ahklakul karimah dan mengamalkan ilmunya saat berada di tengah-tengah masyarakat.
“Alhamdulillah, ada alumni yang menjadi kiai mengajar ngaji di langgar, ada juga yang menjadi kepala sekolah. Saya ingin meninggalkan jejak bagus di mata masyarakat, dan menjadi orang yang bisa membanggakan Nabi Muhammad,” pungkasnya. (DJIE/RAH)