
PAMEKASAN, koranmadura.com – Dalam unjuk rasa memperingati Hari Aksara Internsional ke 51, Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) Cabang Pamekasan menuntut Dinas Pendidikan (Disdik) setempat mengevalusi program Keaksaraan Fungsional (KF) yang selama ini dilaksanakan.
Alasannya, sebagai kota pendidikan di Madura, angka buta aksara di Pamekasan masih menempati rangking ke 13 dari 38 Kabupaten/Kota se Jawa Timur. Sehingga, upaya pemberatasan buta aksara harus lebih ditingkatkan.
Katua Umum HMI Cabang Pamekasan, Chairul Umam, memaparkan berdasarkan data dari Dinas Pendidikan, hingga saat ini masih terdapat 20.266 penyandang buta aksara yang tersebar di 13 kecamatan. Karena dianggap tidak maksimal, dia mendesak Dinas Pendidikan mengevaluasi KF secara komprehensif. Harapannya, angka buta aksara terus menurun, sehingga sejalan dengan keinginan Pamekasan sebagai kota pendidikan.
Tidak hanya itu, dia berharap DPRD Pamekasan proaktif dalam mengawal program KF agar kegiatan tersebut berjalan baik. Jika tidak, anggaran untuk program KF yang nilainya cukup besar akan mubadzir.
“Momentum hari aksara internasioanl ini merupakan waktu yang tepat untuk mendorong semua pihak terkait mempercepat pemberantasan buta aksara di Pamekasan. Dinas perlu mengevaluasi pelaksanaan KF untuk mengurangi penyandang buta aksara,” kata Umam. (ALI SYAHRONI/RAH)