JAKARTA-Dua pengurus DPP Partai Demokrat yakni Hayono Isman dan Ruhut Sitompul tidak mendukung calon gubernur yang diusung Poros Cikeas yaitu Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni dalam pesta demokrasi Pilkada DKI Jakarta 2017. Keduanya justru membelot dengan menyatakan dukungan ke cagub DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat.
Ketua Komisi Pemenangan Pemilu DPP Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono mempersilahkan kader yang berbeda pandangan mengambil sikap tegas untuk mengundurkan diri atau menempuh jalan lain. “Namun, saya yakin kecintaan saudara Ruhut (Ruhut Sitompul-red) yang telah berjuang dan menjadi bagian dalam membesarkan Partai Demokrat tidak pernah pudar pada partai yang disayanginya,” ujarnya.
Menurut Ibas, perbedaan pendapat dalam iklim demokrasi sangat wajar. Namun jika keputusan politik sudah diambil oleh internal partai maka wajib hukumnya bagi semua kader untuk mentaatinya. Demikian juga dalam konteks pilkada DKI Jakarta. Apalagi, keputusan itu dibuat sesuai dengan mekanisme internal partai. “Wajib dipatuhi oleh kader. Keputusan dibuat secara berjenjang, akuntabel, transparan sudah diambil, maka sejak itulah semua kader harus berjuang bersama, bersatu untuk mensukseskan keputusan tersebut, begitulah etika politiknya,” lanjutnya.
Dia menegaskan keputusan Partai Demokrat, PPP, PKB dan PAN mengusung pasangan Agus- Sylviana untuk maju dalam pesta demokrasi Pilkada DKI Jakarta 2017 telah melalui proses yang cepat dan dinamis.
Menurutnya, seluruh kader Demokrat dan segenap kekuatan mesin partai kini tengah membangun spirit kebersamaan untuk memenangkan pasangan Mas Agus-Mpok Sylvi. “Keputusan sudah diambil melalui proses yang sangat cepat, dinamis, transparan dan berjenjang dengan mekanisme partai sesuai segala aspek pertimbangan matang dan parameter yang ada,” ujarnya.
Ibas yang juga Ketua Fraksi PD DPR RI ini menegaskan pasangan Mas Agus-Mpok Sylvi merupakan pasangan yang saling melengkapi dengan konsep besar “Jakarta untuk rakyat”. “Mas Agus sosok yang santun, tegas, berpendidikan tinggi (lulusan 3 Master, MPA, MSC, MA), berprestasi di TNI dan ikut dalam upaya perdamaian dunia, memiliki Track CV yang bagus dan mumpuni. Sementara pasangannya, Ibu Sylvi adalah birokrat yang berjuang dari bawah, seorang professor yang memiliki segudang pengalaman dalam pemerintahan, mantan walikota perempuan yang selalu bekerja tulus dan memiliki solusi di Jakarta,” terang wakil rakyat asal Dapil VII Jatim ini.
Lebih lanjut, Ibas juga menyampaikan bahwa dari aspek keterwakilan masyarakat, kedua calon ini bisa saling melengkapi untuk masyarakat Jakarta yang juga heterogen. “Mas Agus berasal dari etnis Jawa, mewakili kalangan muda dan energik. Sementara Ibu Sylvi adalah figur lincah representasi dari kalangan perempuan dan berasal dari etnis Betawi,” tambah Ibas.
Ibas juga menilai, DKI Jakarta memiliki tantangan permasalahan yang kompleks serta membutuhkan energi dan kerjasama dari berbagai elemen masyarakat. “Oleh karena itu saya yakin demokrasi di Jakarta akan berjalan dengan damai dan menyejukkan sehingga Jakarta bisa benar – benar dibangun dengan sentuhan kenyamanan, kesantunan, kemajuan dan kesejahteraan yang merata untuk seluruh masyarakat Jakarta,” Jakarta Untuk Semua” beber politisi muda yang sudah dua periode menjadi wakil rakyat ini.