SUMENEP, koranmadura.com – Sampah antariksa diprediksi akan kembali jatuh ke permukaan bumi pada tahun 2018 nanti. Namun, masyarakat diminta tetap tenang karena kemungkinan jatuh di wilayah padat penduduk sangat tipis.
Hal itu disampaikan peneliti Pusat Sains Antariksa dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Rhorom Priyatikanto. Menurut dia, sampah antariksa itu merupakan stasiun antariksa milik China.
Rhorom mengatakan, sampah antariksa yang akan jatuh pada tahun 2018 nanti ukurannya cukup besar. “Mungkin lebih besar dari truk,” katanya, Kamis (29 September 2016), saat melakukan peninjauan terhadap sampah antariksa yang jatuh di Sumenep beberapa waktu lalu.
Menurut dia, saat ini terdapat ribuan sampah antariksa yang berseliweran di luar angkasa. Sampah-sampah tersebut merupakan serpihan roket peluncur satelit. Satelit yang sudah tak terpakai juga disebut sampah antariksa.
Namun dia tak bisa memastikan waktu dan lokasi jatuhnya nanti secara persis. Sebab sejauh ini belum ada metode yang cukup akurat dalam memprediksi jatuhnya sampah antariksa.
Meski demikian, pihaknya mengimbau agar masyarakat tak terlalu khawatir. Karena probabilitas (kemungkinan) jatuh di wilayah padat penduduk sangat tipis, di bawah 40 persen.
“Selain itu, lokasi jatuhnya pasti sudah diatur sedemikian mungkin agar ke laut. Apalagi permukaan bumi ini lebih luas lautan daripada darat,” pungkasnya.
Khusus sampah antariksa yang jatuh di Indonesia, catatan Lapan sejauh ini sudah empat kali. Pertama pada tahun 1981 di Gorontalo; kedua di Lampung tahun 1988; ketiga ditemukan di Bengkulu pada tahun 2003; dan terakhir 2016 ditemukan di Kabupaten Sumenep. (FATHOL ALIF/MK)
