BANGKALAN, koranmadura.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Bangkalan, Jawa Timur, mencegah terjadinya penyakit demam berdarah dengue dengan menggencarkan kampanye pola hidup sehat kepada masyarakat di wilayah itu.
Baca: Tiga Pasien DBD Tak Tertolong
Warga Diminta Meningkatkan Kewaspadaan
“Pola hidup sehat adalah cara efektif, murah, terjangkau, dan bisa dilakukan oleh siapa saja,” kata Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinkes Bangkalan Abdul Walid Yusufi di Bangkalan, Jumat (30 September 2016).
Upaya pencegahan penyakit DB di kabupaten paling barat Pulau Madura tersebut, kini gencar dilakukan, karena Bangkalan pernah memiliki cacatan buruk terkait dengan jenis penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk aedes aegyti itu.
Apalagi, katanya, dalam kurun waktu dua tahun, yakni selama 2014 hingga 2015, penderita demam berdarah di “Kota Salak” itu cenderung semakin meningkat hingga lebih dari 100 persen, yakni 442 penderita pada 2014 menjadi 1.043 penderita pada 2015.
Yusufi menjelaskan kali ini, pihaknya tidak ingin kasus serupa terulang lagi sehingga upaya pencegahan yang sistematis dan masif perlu dilakukan sejak dini.
“Tentunya yang efektif dalam penanggulangan mewabahnya penyakit demam berdarah ini adalah pencegahan dengan pola hidup sehat,” katanya.
Berdasarkan fakta lapangan, daerah yang masyarakatnya banyak terserang penyakit demam berdarah selama ini, merupakan daerah atau lingkungan yang kurang sehat.
“Misalnya saja, aliran air tersumbat, banyak genangan di sana-sini, dan lingkungan yang berbau,” ucap Yusufi.
Pola itu, kata dia, memang tidak cukup hanya digerakkan oleh Dinkes Bangkalan, akan tetapi perlu peran aktif semua unsur masyarakat di Kabupaten Bangkalan.
Dinkes Bangkalan telah meminta para petugas puskesmas di 18 kecamatan agar rutin melakukan pemantauan jentik, setiap tiga bulan sekali.
“Jadi perlu dilakukan ‘3M plus’ yakni menguras, menutup, dan menyingkirkan wadah air sarang nyamuk, serta pemantauan jentik berkala itu tadi,” katanya.
Cara seperti itu, menurut Yusufi, lebih efektif dalam memberantas sarang nyamuk dibandingkan dengan melakukan pengasapan, karena pada upaya “3M plus” itu, yang musnah bukan hanya nyamuk akan tetapi juga jentik nyamuk.
“Kalau pengasapan yang mati hanya nyamuknya, tapi jentik nyamuk tidak,” katanya.
Kabupaten Bangkalan merupakan salah satu kabupaten di Pulau Madura yang pernah menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) dalam kasus demam berdarah dengue pada 2015, saat warga di dua desa, yakni Desa Banyuning Dajah dan Desa Banyuning Laok terserang penyakit akibat gigitan nyamuk itu.
“Tahun ini, kasus seperti itu, tidak ingin terulang lagi. Makanya, Dinkes kini mulai menggencarkan kampanye pola hidup sehat, dengan cara terjun secara langsung memberikan penyuluhan kepada masyarakat,” kata Abdul Walid Yusufi. ANTARA
