SUMENEP, koranmadura.com – Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Sumebep, mengklaim anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) tidak mampu membiayai promosi destinasi wisata setempat.
Kepala Disbudparpora Kabupaten Sumenep, Sufiyanto, mengatakan ke depan akan terus berupaya untuk mempromosikan Sumenep meskipun tanpa dibiayai oleh APBD. Salah satunya dengan cara melakukan kerjasama denga sejumlah biro perjalanan di negara tetangga, dia antaranya Singapura dan Malaysia, serta biro perjalanan di Indonesia.
Mantan Kabag Humas dan Protokoler Setkab Sumenep itu menjelaskan, cara tersebut bisa semakin mudah mengenalkan Kabupaten Sumenep hingga manca negara. “Kami yakin APBD tidak akan mampu membiayai,” katanya, Selasa (4 Oktober 2016).
Bahkan, dalam perayaan hari jadi Kabupaten Sumenep Ke 747 tahun 2016, pihaknya menjalin kerjasama dengan Pemerintah Pusat. “Alhamdulillah upaya kami mendapat respon positif. Sehingga upaya mempromosikan Sumenep semakin luas,” tegasnya.
Semantara tahun ini pemerintah daerah menargetkan jumlah pengunjung baik wisatawan lokal maupun manca negara 1000 pengunjung, namun hingga akhir September baru dicapai 600 pengunjung. Sementara waktu maksimal hanya tersisa tiga bulan. “Hingga saat ini baru 600 pengunjung,” jelasnya.
Sementara target PAD tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar Rp20 juta dibandingkan tahun 2015 yang hanya sebesar Rp264 juta. Sementara pada tahun 2014 taget PAD dari sektor pariwisata hanya sebesar Rp230 juta.
Retribusi tersebut diperoleh dari tiga tempat wisata, yakni Pantai Lombang, Pantai Salopeng, dan Musium Kraton Sumenep. Sementara sejumlah tempat wisata yang lain, seperti Giliyang, Gili Labak dan tempat pariwisata yang lain belum dilakukan penarikan. Sebab, belum dikelola oleh pemerintah daerah. (JUNAIDI/RAH)
