SAMPANG, koranmadura.com – Sekitar 1500 jiwa yang berada di tiga dusun, yakni Dusun Buleng, Baban I, dan Baban II di Desa Pangilen Kecamatan Sampang tidak merasakan bantuan dari Pemerintah setempat.
Hal itu diungkapkan oleh warga setempat, Buhari. Diceritan, saat banjir merendam daerahnya, kondisi warga sangat memprihatinkan. Warga terisolasi karena tinggi dan derasnya banjir. Sebab, tiga dusun tersebut tepat berada di pinggir Sungai Kamoning.
“Di tiga dusun ini ada sekitat 1500 jiwa yang menjadi korban banjir. Dari dulu tidak ada itu bantuan, padahal sama-sama korban banjir tapi yang diperhatikan cuma (korban banjir) yang di kota,” keluhnya.
Selama berada di rumah saat banjir terjadi, menurut warga lainnya bernama Minarah, warga makan seadanya. “Mayoritas warga masih menggunakan tomang (alat memasak dari tanah dan kayu bakar) untuk memasak. Kalau ada banjir bingung,” kata Minarah. “Jadi makan seadanya pakai buje cabbi (garam dan cabai),” sambung Minarah.
Informasi adanya warga terdampak banjir di wilayah pinggiran Kota Sampang yang tidak mendapat perhatian dari Pemkab Sampang terungkap saat terjadinya banjir beberapa waktu lalu. Hal itu direspons langsung oleh pihak Kodim 0828 Sampang dengan melakukan pendataan.
“Kita melakukan pendataan terhadap warga terdampak banjir jumlahnya berapa. Instruksi langsung dari Bapak Damdin. Tujuannya ketika ada banjir bantuan logistik bisa sampai ke masyarakat,” terang Babinsa Desa Pangilen, Serda Hariyanto. Yang ditemui saat melakukan pendataan dirumah warga.(DJIE/MK)
