SUMENEP, koranmadura.com – Mokongnya sejumlah pedagang kambing di pasar hewan Bangkal, Desa Bangkal, Kecamatan Kota, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, mendapat respons dari kalangan legislatif. Pemerintah dinilai kurang sosialisasi sehingga pedagang kurang yakin untuk pindah lokasi.
Baca:
Dijaga Petugas, Pedagang Jualan di Luar Arena Pasar
Cegah Pedagang Kembali ke Pasar Bangkal, 130 Aparat Diterjunkan
Ini Alasan Pedagang Kambing Tolak Relokasi
Anggota Komisi II DPRD Sumenep, Badrul Aini mengatakan, berdasarkan informasi yang diterima, bertahannya pedagang di Pasaar Bangkal karena tidak tahu terhadap kebijakan pemerintah. Selain itu, disebabkan karena mereka merasa was-was ketika berpindah tempat akan mempengaruhi pendapatan mereka. “Nah itu tugas eksekutif untuk meyakinkan perdagang,” jelasnya.
Oleh sebab itu, politisi Partai Bulan Bintang (PBB) itu mengatakan, ke depan eksekurif harus memberikan terobosan baru. Sehingga pasar yang baru itu bisa ramai pengunjung. “Sebenarnya banyak cara yang bisa dilakukan. Cuma selama ini masih belum ada gerakan yang dilakukan,” tegasnya.
Terhitung hari ini, Kamis, 20 Oktober 2016, Pemerintah Kabupaten Sumenep, resmi merelokasi pasar hewan Bangkal, Desa Bangkal, Kecamatan Kota, ke Pasar Ternak Terpadu di Desa Pakandangam Sangrah, Kecamatan Bluto.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan (Disnak) Sumenep, Arief Rusdi mengakui bertahannya sebagian pedagang karena belum mengetahui jika hari ini pasar sapi direlokasi. “Tapi ini cuma sebagian kecil saja. Kami terus memberikan pemahaman pada mereka agar pindah ke Bluto,” katanya. (JUNAIDI/MK)