SAMPANG, koranmadura.com – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Sampang melakukan aksi di kantor Pemkab setempat, Selasa (25 Oktober 2015). Mereke mendesak Bupati Sampang, A. Fannan Hasib, menanggalkan jabatannya, sebab selama empat tahun dinilai telah gagal dalam mengupayakan perbaikan.
Pantauan koranmadura.com, massa mambawa poster tuntutan Fannan Hasib mundur dari jabatannya. Bahkan sempat terjadi aksi saling dorong antar massa dengan dengan polisi yang menghadang massa di depan pagar kantor Pemkab.
Dalam orasinya, korlap aksi HMI cabang Sampang, Kusairi, menyatakan empat tahun yang pimpin Fannan Hasib, Sampang tidak ada perubahan. Terbukti bencana banjir tetap melanda, penambangan ilegal juga terkesan dibiarkan.
“Kalau tidak becus memimpin Sampang, lebih baik segera mundur dari jabatan Bupati,” teriaknya.
“Bupati selalu tidur, akibatnya kota Sampang menjadi kota mati, dulu kota Sampang itu kota santri. Tapi sekarang Sampang hancur,” imbuhnya.
Ditambahkan orator lainnya, Hilal, pihaknya tidak akan meninggalkan kantor Pemkab sebelum ditemui Fannan Hasib.
“Kami menuntut Bupati untuk segera keluar. Kami harus ditemui bupati, kami tidak mau diwakilkan, karena kami selama empat tahun terdhalimi. Kemarin saja bupatinya sehat dan main air. Masak sekarang tidak mau keluar,” ucapnya.
Berselang setengah jam lamanya, Sekda Sampang Puthut Budi Santoso, mencoba menemui puluhan massa. Bahkan mencoba memberikan penjelasan ketiadaan Bupati dengan bersumpah agar rombongan aksi percaya.
“Wallahi bupati tidak ada,” ucapnya.
Karena merasa tidak didengarkan, Puthut kemudian kembali masuk ke kantor pemkab. Hingga berita ini ditulis, Puluhan Massa masih bertahan di pintu keluar Pemkab Sampang sambil duduk menunggu kedatangan bupati Sampang. (MUHLIS/RAH)
