BANGKALAN, koranmadura.com – Kepolisian Resor Bangkalan, Jawa Timur, meminta para pemilik toko yang berada di jalur long march pendemo Ahok agar tidak menutup usahanya. Permintaan ini muncul setelah Asosiasi Pedagang di kawasan Pecinan Bangkalan menyampaikan hendak menutup usahan karena khawatir demo rusuh.
“Saya bilang ke Asosiasi, toko dibuka saja, kalau ditutup seolah-olah genting,” kata Kepala Polres Bangkalan Ajun Komisaris Besar Anisullah M Ridha, Jumat, 4 November 2016.
Baca: Kawal Demo Ahok, Polisi Dilarang Bawa Senpi
Amankan Demo Ahok, Polisi Libatkan Banser
Anis menjamin demo tidak akan mengganggu aktivitas perekonomian warga. Sebab, selain mengawal demo, sejumlah pasukan juga ditugaskan mengamankan pusat perniagaan. “Para tokoh sudah berkomitmen pada saya: demo damai,” ujar dia.
Karena komitmen itu pula, Anis berujar, polisi yang mengawal demo Ahok dilarang membawa senjata api. Mereka hanya dibekali pentungan. Hanya perwira saja yang boleh membawa senpi. “Demo damai tak perlu senpi,” kata dia.
Meski begitu, polisi tetap melakukan upaya antisipasi hal negatif yang mungkin terjadi. Sejumlah informasi yang diterima polisi menyebutkan massa akan melakukan sweeping hingga memblokir akses menuju tol Suramadu. Karena itu, Anis melanjutkan, pihaknya menempatkan personel khusus untuk menjaga akses Suramadu. “Sejauh ini info tersebut hoax, situasi masih aman terkendali,” ungkap dia.
Ada pun, jumlah personel yang diterjunkan bertambah. Semula hitungan awal polisi menyebut jumlah personel gabungan sebanyak 250 orang. Namun setelah digelar apel persiapan pengamanan unjuk rasa Jumat pagi, jumlah mencapai 406 orang. “ada tambahan dari Satpol PP, PM, Banser dan TNI AL,” pungkas Anis. (ALMUSTAFA/MK)
