SAMPANG, koranmadura.com – Puluhan aktivis PMII Kabupaten Sampang berunjuk rasa ke Kantor Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) setempat, Senin 14 November 2016. Mereka menuntut pengembalian kerugian negara dari dua proyek bermasalah, yaitu pembangunan gedung Komite Olahraga Nasional Indonesia (Koni) dan gedung Olahraga di Kecamatan Robatal. Kerugian itu berdasarkan temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) No 65.C/LHP/XVIII/Sby/05/2016 tertanggal 30 Mei 2016.
Orator aksi, Lukman Hakim, mengatakan selama ini uang pengembalian kerugian negara itu tidak jelas, padahal sudah nyata ada ketidaksesuaian kontrak dalam dua proyek pembangunan tersebut yaitu sebesar Rp 60 juta, dengan rincian untuk pembangunna gedung koni kurang lebih sebesar Rp 17 juta, sedangkan gedung olahraga di Kecamatan Robatal kurang lebih sebesar Rp 43 juta.
“Kami menuntut untuk secepatnya melunasi kerugian puluhan juta itu, dan kami minta pengembaliannya secara transparansi, karena selama ini tidak jelas, apakah sudah dikembalikan atau tidak,” teriaksnya di depan kantor Disbudparpora.
Mereka juga menyayangkan Kepala Disbudparpora yang mengaku tidak mengetahui pasti terkait kerugian itu, padahal Disbudparpora merupakan Pengguna Anggaran (PA).
“Kami juga sangat menyayangkan PA yang mengaku tidak tahu pasti mengaku kerugian itu,” sesalnya.
Sementara Kepala Disbudparpora Sampang, Moh Djuwardi, mengatakan BPK sudah melakukan pertemuan dengan rekanan maupun dengan Disbudparpora di kantor Inspektorat. Bahkan pihak rekanan telah mengakuinya bahwa ada ketidaksesuaian atas kegiatan pembangunan proyek fisik tahun 2015 lalu.
“Rekanan meminta pengembalian kerugian itu dicicil, karena waktu itu tidak mempunyai uang. Dan rekanan meminta waktu hingga Desember mendatang untuk melunasi,” katanya.
“Kami hanya membantu BPK untuk menagihkan. Itu meski seharusnya rekananan langsung membayar sendiri, cuma kami diminta untuk menagihkan, ya tiap bulan kami tagih. Terakhir sisa Rp 7 juta untuk yang koni, tapi 3 hari yang lalu sudah dilunasi. Yang satunya (gedung olahraga, red) seminggu yang lalu, sudah selesai tidak ada masalah,” terangnya.
“Yang jelas dua-duanya sudah melunasinya,” imbuhnya. (MUHLIS/RAH)
