BANGKALAN, koranmadura.com – Dusun Lobuk, satu dusun unik di Pulau Madura. Dusun yang tak seberapa luas ini, jadi batas wilayah dua kabupaten: Bangkalan dan Sampang. Sebelah barat masuk wilayah Bangkalan, sebelah timur secara administrasi masuk wilayah Sampang.
Meski berbeda kabupaten, nama yang dipakai tetap Lobuk. Lobuk sisi barat masuk bagian Desa Bumi Anyar, Kecamatan Tanjung Bumi, Bangkalan. Lobuk sisi timur masuk bagian Desa Trapang, Kecamatan Banyuates, Sampang.
“Padahal, warga satu dusun Lobuk masih punya ikatan famili,” kata Nur Alim, warga Dusun Lobuk, Desa Trapang, Selasa 12 Desember 2016.
Karena terletak antar dua kabupaten inilah, Nur Alim sering menjadikannya bahan candaan bila ada temannya datang berkunjung. “Saya setiap hari salat ke Bangkalan,” kata dia, seolah-olah lokasi masjid jauh. Padahal jaraknya tak sampai 100 meter dari rumahnya. Hanya saja masjid itu terletak di wilayah Bangkalan.
Tak hanya letak wilayahnya yang unik, Lobuk juga pantai yang indah dengan pasir putihnya. Pantai ini tak terjamah wisatawan bahkan tak memiliki nama seperti pantai lain. Suasana sangat tenang, jauh dari bising, hanya ada seorang nelayan sedang perbaiki jala dan sejumlah anak berlarian di pasir.
Kelak bila pantai ini terkenal dan ramai wisatawan, bisa jadi bahan sengketa dua kabupaten. Pantai pun akan dibagi dua, milik Bangkalan dan Sampang.
Menurut Nur Alim, dulunya, Lobuk adalah kampung nelayan, mayoritas warga melaut. Namun sejak tahun 1980 hingga akhir 1990an, penduduknya beralih jadi perantauan ke Kalimantan. Namun ketika tragedi Sampit pecah, warga Libuk berhenti merantau ke Kalimantan. Mereka beralih jadi TKI ke luar negeri dan sebagian kerja di kapal pesiar atau pelayaran.
Melihat bentuk rumah di Lobuk sebagian besar gedongan, menunjukkan tingkat perekonomian warganya menengah ke atas. Kareba banyak jadi perantauan, kampung ini relatif sepi, jalan-jalan lengang. Damai sekali kehidupan di Lobuk. (ALMUSTAFA/RAH)
