SUMENEP, koranmadura.com – Sejumlah masyarakat di wilayah barat, seperti di Kecamatan Ganding, Guluk-Guluk, Lenteng, dan Kecamatan Saronggi mengeluhkan seringnya terjadi pemadaman listrik dengan waktu yang cukup lama.
Salah satu warga Kecamatan Guluk-Guluk, Qusyairi (30), mengatakan sekitar empat hari terakhir di Kecamatan Guluk-Guluk sering terjadi pemadaman, kondisi tersebut dinilai sangat mengganggu aktivitas warga.
Tidak hanya itu, juga berdampak kepada stabilitas perekonomian, utamanya bagi home industri atau pelaku ekonomi yang memakai penggerak tenaga listrik, seperti pertamini, pembuatan es dan lain semacamnya.
“Masyarakat merasa resah, karena pemadaman tidak didasari pemberitahuan terlebih dahulu,” katanya, Rabu 21 Desember 2016.
Apalagi menurutnya, saat ini merupakan momentum Maulid Nabi, di mana hampir semua warga muslim merayakan kelahiran Nabi Muhammad. Sehingga, penerangan sangat dibutuhkan oleh warga.
“Kalau tidak salah selama dua hari mulai sekitar pukul 09.00 hingga Pukul 16.00 listrik padam, bahkan saat malam hari juga terjadi pemadaman dengan waktu relatif lama,” jelasnya.
Menurutnya, kondisi tersebut dinilai sangat merugikan pelanggan PLN, sebab pelayanan yang diberikan tidak sebanding dengan beban yang harus ditanggung oleh masyarakat. Salah satunya, bagi pengguna pasca bayar, pelanggan setiap bulan diharuskan membayar beban dengan utuh, semantara listrik sering terjadi pemadaman.
“Ini yang kami tidak mengerti, kalau pelanggan punya tunggakan, PLN pasti melakukan tindakan, baik pemutusan atupun sampai pencopotan. Jadi, seakan pelanggan yang selalu disalahkan,” terangnya.
Senada dikatakan oleh Faisal, warga Kecamatan Ganding. Pria yang sehari-hari sebagai pelaku UKM dengan menggunakan tenaga listrik itu, mengaku kecewa dengan pelayanan PLN yang sering melakukan pemadaman secara sepihak. “Secara otomatis kalau listrik mati, kami tidak bisa bekerja,” terangnya.
Menurutnya, pelayanan listrik di daratan akhir-akhir ini hampir sama dengan pelayanan listrik di daerah kepulauan, yakni sering terjadi pemadaman secara bergilir dengan dalih karena distribusi energy bermasalah. “Bikin pusing, seperti hidup di pulau,” tegasnya.
Sedangkan Manajer PT PLN Persero Rayon Sumenep, Slamet, mengatakan salah satunya terjadinya pemadaman itu disebabkan karena faktor alam, selain itu karena ada pembangunan jaringan atau jalur baru. “Jadwalnya (pemadaman listik, red) sejak Rabu, di luar itu karena faktor alam,” tegasnya. (JUNAIDI/RAH)
