Sumenep- Seperti yang telah dikhawatirkan oleh banyak kalangan bahwa rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi oleh pemerintah pusat akan menimbulkan banyak permasalahan ternyata benar adanya. Sebelum pemerintah pusat mengesahkan, isu kenaikan BBM telah dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk menjual BBM lebih mahal dari harga biasa, yaitu mendahuli pengesahan. Pemandangan tersebut terjadi di daerah kepulauan. Di kepualuan BBM jenis Premium sudah tembus Rp 9 ribu perliter.
Sukron, warga Pulau Sapeken menyatakan bahwa di pulau Sapeken, BBM bersubsidi jenis premium sudah tembus dengan harga Rp 9 ribu rupiah. “Jadi kepulauan Sapeken sat ini harganya adalah separuh dari harga subsidi pemerintah,” ujar Syukron, Rabu (15) kepada koran Madura.
Sukron menambahkan bahwa itu sudah merata di semua toko-toko yang menjual BBM jenis bensin. “Padahal kan kenaikan BBM masih dalam rencana, belum di sahkan, tetapi dikepulauan sudah tembus harga 9 ribu,” tambahnya.
Hal serupa juga terjad di Kepulauan Raas. Menurut Mahendra, salah satu warga Desa Ketupat pulau Raas bahwa BBM jenis premium mahalnya hampir dua kali lipat dari harga biasa. “Di Raas beragam, tetapi kebanyakan toko-toko yang jual bensin telah menjual Rp 9 ribu. Bahkan ada yang sampai 10 ribu,” katanya.
Mahalnya harga BBM di daerah kepulauan saat ini juga ternyata diamini oleh anggota DPRD Sumenep, sekaligus berasal kepualaun Sapeken, Dul Siam. Dia membenarkan bahwa harga BBM jenis bensin di kepulauan Sapeken telah menembus harga 9 ribu. “Jadi, sebelum pemerintah menaikkan BBM, kepualauan sudah naik lebih dulu, bahkan dua kali lipat dari harga yang dipatok oleh pemerintah,” katanya saat dikonfirmasi oleh wartawan.
Sementara untuk BBM jenis solar, di kepulauan Sapeken saat ini juga sudah naik tajam, yaitu berada pada haraga Rp 8500, tetapi juga ada yang menjual seharga Rp 8 ribu. “Tetapi rata-rata menjual Rp 8.500,” ucapnya.
Dul siam menambahkan bahwa bahwa untuk pengiriman cenderung lancar, tetapi yang membuat harga BBM naik karena adanya rencana kenaikan.
“Mungkin ini karena memang ada rencana dan isu kenaikan harga BBM, sehingga oleh para pedagang atau pun pihak tertentu dinaikkan sedemikian rupa untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar,” tandasnya.
Ketika disinggung tentang kecendrungan penimbunan, Dul Siam tidak menampik ketika kecenderungan adanya penimbunan BBM akan dijadikan kesempatan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. “Kecenderungan penimbunan itu sangat dimungkinkan dengan adanya rencana kenaikan BBM ini,” pungkasnya. (sym)