SAMPANG, koranmadura.com – Proyek pembangunan Pasar Margalela ditengarai dikerjakan asal-asalan. Akibatnya, belasan pemuda yang mengatasnamakan Lembaga Advokasi dan Kajian Rakyat (Laskar Trunojoyo) mendatangi Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagperin) setempat untuk mempertanyakan kejelasan pengawasannya.
Mereka menyampaikan kerusakan-kerusakan yang ada di Pasar Margalela di antaranya, kerusakan rolling door di sejumlah kios, atap, besi penyangga, asbes, gedung mulai retak, danpemasangan pavingisasi juga terindikasi asal-asalan.
“Ini jelas pengawasannya dari Dinas Perdagangan lemah dan terindikasi main mata antara PPTK dan rekanan. Karena kami lihat pengerjaan pembangunan yang dikatakan 100 persen ternyata kenyataannya amburadul. Makanya kami nuntut transparansi pengawasan dari dinas terkait,” ucap M Hari, koorlap audiensi di Kantor Disperdagperin, Senin, 13 Maret 2017.
Tidak hanya itu, rombongan itu juga meminta dinas terkait memberikan sanksi kepada rekanan yang diduga telah mengerjakan proyek pembangunan Pasar Margalela tidak sesuai spek di Rancangan Anggaran dan Belanja (RAB).
“Rp 14 miliar itu fantastis untuk pembangunan, bukan untuk rehab dan peningkatan. Dan kami rasa cukup. Atau jangan-jangan bangunan lama yang ada juga diklaim sebagai bangunan baru,” tudingnya.
Sementara Kepala Disperdagperin Sampang, Wahyu Prihartono mengaku sangat berterima kasih karena ada koreksi dari masyarakat. Bahkan pihaknya mengaku akan menjadi bahan evaluasi untuk kegiatan pada 2017.
“Dan temuan-temuan masyarakat seperti rolling door dan atap-atap tidak termasuk di RAB. Sedangkan pengerjaan yang masuk RAB dan misal ada kerusakan itu masuk ke pemeliharaan,” katanya.
Pihaknya juga berjanji akan menindaklanjuti mengenai temuan masyarakat tersebut dan akan memberikan surat teguran kepada rekanan. Tidak hanya itu, pihaknya mengakui pengawasan pengerjaan proyek itu juga melibatkan tim ahli dan konsultan pengawas yang setiap minggu sudah memberikan laporan.
“Kalau teguran kita tidak diindahkan, kita akan black list rekanan itu. Dan kenapa mahal, kerangka dan konstruksi atap lengkungan yang tanpa kerangka itu sudah sesuai yang diinginkan Kementerian Perdagangan atau sesuai prototype,” tandasnya. (MUHLIS/RAH)
