SUMENEP, koranmadura.com – Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Sumenep, Madura, Jawa Timur, bersama sejumlah masyarakat melakukan audiensi dengan Bupati Sumenep, A. Busyro Karim, Senin, 20 Maret 2017, bertempat di Ruang Rapat Adhirasa.
Audiensi kali ini merupakan buntut dari aksi solidaritas untuk keadilan agraria yang dilakukan mahasiswa beberapa waktu lalu, Kamis, 16 Maret 2017, yang berakhir kecewa, sebab tak ditemui oleh orang nomor satu di lingkungan pemerintahan Kabupaten Sumenep itu.
Pada audiensi kali ini, mahasiswa menyampaikan beberapa hal kepada Bupati terkait penguasaan tanah secara besar-besaran oleh investor untuk dijadikan lahan tambak udang. Salah satunya seperti disampaikan oleh Royhan, salah seorang mahasiswa yang jadi pembicara.
Menurut dia, persoalan agraria yang terjadi di Kabupaten Sumenep selama beberapa waktu terakhir bukan hanya untung rugi (finansial). Tapi ada beberapa hal lain yang perlu diperhatikan oleh pemerintah, selaku pihak yang berwenang memberikan izin.
Dari sektor ekonomi, menurut mahasiswa yang akrab disapa Roy itu, industri tambak hanya menguntungkan beberapa pihak saja, utamanya para pemodal. Sementara bagi masyarakat tidak seberapa, bahkan cenderung merugikan.
Begitu juga dengan pemasukan yang diterima daerah dari keberadaan tambak. Dia katakan berdasarkan hasil penelusuran pihaknya, pendapatan daerah dari sektor tambak tak sampai 10 juta rupiah. Pendapatan itu berbanding terbalik dengan yang diperoleh investor.
Hinga berita ini ditulis, audiensi masih berlangsung. Para mahasiswa dan perwakilan masyarakat terdampak tambak ditemui langsung oleh Bupati Sumenep, A. Busyro Karim, didampingi Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPDPTSP), Abd. Madjid, dan Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Pemukiman, dan Cipta Karya, Bambang Iriyanto. (FATHOL ALIF/RAH)
