SUMENEP, koranmadura.com– Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Jawa Timur hanya mampu memperbaiki 69 Penerangan Jalan Umum (PJU) yang menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), padahal PJU yang rusak di kabupaten ujung timur Madura itu terjadi di 145 titik.
145 PJU tersebut tersebar di berbagai titik, diantaranya Jalan Nasional Pamekasan-Sumenep, tepatnya di Kecamatan Bluto, Kecamatan Ambunten dan di Desa Kacongan, Kecamatan Kota. Data ini belum lagi PJU yang mati di berbagai kecamatan lain yang menggunakan PLN. “Ada 69 yang sudah di perbaiki,” kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Sumenep, Sustono, Kamis, 6 April 2017.
Menurutnya, rusaknya PJU yang menggunakan PLTS di duga karena salah satu fasilitas seperti aki dan solar cellnya hilang. “Perbaikan itu semuanya dilakukan di jalan Pamekasan-Sumenep. Jadi, yang awalnya solar cellnya dan akinya tidak ada sudah diperbaiki,” jelasnya.
Kendati demikian, lnajut mantan Asisten I Setkab Sumenep itu persoalan PJU tidak serta merta menjadi tanggungjawab Dishub, sebab persoalan kelistrikan saat ini juga telah dilimpahkan ke Dinas Permberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD). “Jadi, untuk detailnya silahkan tanya ke DPMD,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala DPMD Sumenep Ach Masuni mengatakan, semua PJU yang menggunakan PLTS, utamanya di Jalan Raya Pamekasan-Sumenep telah diperbaiki semua, meskipun faktanya di Kecamatan Bluto sebagian belum hidup normal. “Sudah diperbaiki semua, coba lihat disana sudah hidup semua kok,” kilahnya.
Mantan Kepala BPMP-KB itu berjanji ke depan akan memprogramkan kelistrikan ke setip daerah terpencil. Sehingga masyarakat yang belum menikmati aliran listrik bisa teraliri dengan baik.
Tahun ini, kata Masuni Pemerintah Daerah menganggarkan pemerataan listrik sebesar Rp7 miliar. “Intinya desa yang belum teraliri listrik ke depan bisa teraliri. Itu upaya kami yang bakal dilakukan kedepan,” tegas Masuni.
Kabupaten Sumenep terdiri dari 27 Kecamatan, 19 Kecamatan Daratan dan 8 Kecamatan wilayah kepulauan. Sementara jumlah pulau sekitar 125 pulau. Sedangkan warga yang belum teraliri listrik di 27 Kecamatan itu mencapai 1.791 rumah tangga yang tersebar di 32 Desa baik di daratan maupun kepulauan.
Sebagai alat penerangan, sebagian warga menggunakan Pembangkit Tenaga Diesel (PLTD) yang dikelola swasta. Sementara di sejumlah wilayah lain dengan cara mencantol ke salah satu kerabatnya yang lain, meskipun jaraknya hingga puluhan kilo meter. (JUNAIDI/BETH).