SAMPANG, koranmadura.com – Pengeditan gambar foto media sosialisasi KPUD Sampang, Madura, Jawa Timur, tentang ajakan tolak golput, kini menjadi buah bibir karena diduga merugikan lembaga independen tersebut.
Gambar itu muncul di salah satu media sosial pada 10 April 2017, sekitar pukul 13.00 wib. Haryono Abdul Bari (HAB) telah melakukan pengeditan dan menyebarluaskan di Gruop WA “Sampang Menuju 2018”. Tulisan asli yang dikeluarkan KPU Sampang yaitu bertuliskan, “Jangan Ngaku Orang Madura Kalau Masih Golput” dan diedit menjadi “Jangan Ngaku Orang Madura 2018 Kalau Masih Bukan Milih HAB”.
Ketua Komisioner KPUD Sampang, Syamsul Muarif mengatakan pihaknya sebagai lembaga mandiri dan independen berdasarkan UU No 15 Tahun 2015 tentang penyelenggara pemilu, mengaku merasa dirugikan. Oleh karena itu, pihaknya melakukan rapat pleno yang hasilnya memberikan teguran kepada pelaku editing meme tersebut.
“Sejam kemudian setelah gambar itu muncul, kami berikan teguran via telepon kepada yang bersangkutan untuk tidak melakukan pengeditan konten baik sebagian maupun keseluruhan,” katanya saat press release di kantor KPUD Sampang, Rabu, 12 April 2017.
Syamsul Muarif mengatakan pihaknya melanjutkan menyampaikan surat teguran secara resmi dan meminta yang bersangkutan meminta maaf yang tertandatangani di atas materai. “Dan yang bersangkutan mengakui dan tidak akan melakukannya kembali. Dan ketika kami tanyakan alasan pengeditan meme itu kepada yang bersangkutan, jawabannya yaitu hanya bentuk guyon. Akan tetapi jika ditanggapi lain, maka akan menjadi persoalan,” terangnya.
Sementara Haryono Abdul Bari (HAB), saat dikonfirmasi, membenarkan bahwa editing pada meme itu merupakan hasil karyanya, sebab dirinya menganggap produk tersebut bukan produk paten, melainkan hanya produk sosial biasa, bahkan bukan menyangkut persoalan dokumen negara yang membuat eksistensi maupun kredibilats berubah, sebab hanya sebatas beredar di lingkungannya sendiri.
“Foto editan itu sebarannya hanya di lingkungan saya sendiri. Urusan ada orang-orang dengan praduga macam-macam, ya sudah wajarlah, karena orang luar,” katanya.
Di sisi lain dirinya mengaku berkewajiban akan tetap mengembalikan hak-hak KPUD agar sesuai tataran dan ketentuan dan tujuan dasar KPUD dalam menjalankan sosialisasinya. Namun berbeda, apabila dirinya mematahkan dan mangambil penuh hak-hak KPUD yang nantinya menghambat proses sosialisasi yang hendak dilakukannya.
“Yang jelas KPUD telah menindaklanjuti dan berkomunikasi dengan saya dan KPUD juga tidak terlalu menganggap merugikan,” akunya.
Disinggung motif pengeditan gambar itu, HAB mengaku manusiawi, bahkan dirinya terbiasa melakukan hal-hal kontroversi, namun tidak merugikan pihak-pihak lain. “Karena ada yang merasa keberatan, jadi saya tunjukkan. Ini yang asli dan ini hasil editan HAB. Kami dengan tegas menunjukkannya, kecuali saya tutupi, atau memanipulasi yang seolah-olah benar itu terbitan KPUD. Itu yang salah karena saya memanipulasinya. Dianggap guyon itu bukan saya, dianggap serius juga bukan saya, dan dianggap merugikan, itu juga bukan saya, melainkan pihak kedua atau lainnya,” ucapnya. (MUHLIS/RAH)