SAMPANG – Petani tembakau yang sudah mulai menanam tembakau di Dusun Mandangin Desa Aeng Sareh terancam mati, karena lahan mereka yang sudah ditanami tembakau beberapa hari terakhir sering diguyur hujan. Petani membiarkan begitu saja dan kerugian materi sudah mencapai jutaan rupiah.
Pantuan Koran Madura, tembakau milik petani Desa Aengsareh dibiarkan begitu saja meskipun tingginya rumput sudah melebihi tembakaunya. Biasanya, dalam setiap harinya sebelum rumput itu tumbuh, petani datang ke sawahnya menyiram dan membersihkan rumput. Namun, karena sekarang sudah tidak bisa diharapkan, mereka membiarkan begitu saja.
Qodir (30), petani setempat, mengatakan, bulan April kemarin memberanikan diri untuk menanam tembakau karena dari hitungan petani seharusnya sudah mulai menanam tembakau. Saat ini kondisi tembakaunya sudah meninggi sampai selutut orang dewasa, dan tanaman tersebut cenderung tidak berkualitas karena saking seringnya terkena hujan, dan daunnya sudah tidak merekat.
“Mulai dari akhir bulan April, saya sudah memulai menanam pohon tembakau, karena biasanya bulan itu sudah waktunya menurut hitungan petani. Tapi, kalau kondisinya seperti ini dan banyak yang mati kami tidak berani membeli bibit baru, berbeda dengan tahun kemarin maskipun tanaman pertama mati saya tetap membelinya walaupun itu sampai 3 kali beli bibit,” ujarnya kepada Koran Madura, Senin (10/6).
Hal senada juga disampaikan oleh Simon (54), petani yang juga gagal dan membiarkan tanaman tembakaunya mengatakan, banyaknya tembakau yang mati karena sering diguyur hujan dan sudah dibiarkan begitu saja, karena percuma apabila dirawat tidak akan laku.
“Yang saya tanam sekarang saja saya sudah mengeluarkan modal yang banyak apalagi kalau harus menanam lagi, lebih baik ditanam yang lain saja meskipun hasilnya tidak begitu tinggi, karena harapan petani biasanya ketika sudah menanam tembakau kalau beruntung bisa mencukupi keluarga dan kalau sudah rugi seperti ini sudah tidak bisa berbuat apa-apa,” ucapnya (Jun/lum).