PAMEKASAN – Sejumlah aktivis mahasiswa yang tergabung dalam Komunitas Mahasiswa Penduli Pamekasan (KMPP) menggelar aksi unjukrasa di halaman kampus Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pamekasan, Senin (19/9).
Mereka mempertanyakan pemutusan kontrak Administrasi Informasi Data Akademik (Aida) di kampusnya. Padahal program tersebut telah menelan anggaran biaya sebesar Rp100 juta pada tahun 2009.
Pemutusan kontrak Administrasi Informasi Data Akademik (Aida) di kampus STAIN Pamekasan tersebut, dinilai para aktivis menyalahi aturan pemutusan kontrak kerja yang diatur dalam Peraturan Presiden (Pepres) nomor 70 tahun 2012 tentang pengadaan barang dan jasa
Koordinator aksi, Muhri, dalam orasinya meminta pertanggung jabawan pimpinan STAIN, agar mengembalikan Administrasi Informasi Data Akademik (Aida), sesuai perjanjian kontrak awal.
Sebab, sepanjang perjanjian kontrak Administrasi Informasi Data Akademik (Aida), hingga kini mahasiswa STAIN sama sekali belum merasakan manfaat program tersebut. ”Mamfaatnya belum dirasakan mahasiswa, rektorat sudah mau ganti sistem baru,” katanya.
Pergantian soft ware (perangkat lunak) Sistem Informasi Akademik Kampus STAIN yang baru, dinilai sebagai bentuk tidak bertanggung jawabnya pimpinan perguruan tinggi tersebut terhadap realisasi penggunaan Aida. Bahkan, program baru itu dinilai hanya akan menghabiskan anggaran negara.
”Kalau tidak bisa dipertanggungjawabkan, kami berencana akan laporkan ke KPK ataupun ke kejaksaan,” ancam Muhri.
Para mahasiswa ini juga meminta kejelasan tentang belum digelarnya praktikum (kuliah praktek) dan transparansi penggunaan anggaran praktikum. Padahal, masing-masing mahasiswa setiap tahun dikenai biaya sebesar Rp.200.000.
Ketua STAIN Pamekasan, Taufikurrahman mengatakan sampai saat ini tidak ada pemutusan kontrak Aida. Yang dilakukan kampus tersebut adalah penyempurnaan sistem administrasi tersebut.
Pihak ketiga, kata Taufik, sudah melaporkan tugasnya kepada pihak rektorat. Namun, diakui program Aida belum sepenuhnya sempurna.
Sementara untuk kegiatan praktikum, Taufik juga membantah jika tidak dilaksanakan. Ia juga menyatakan penggunaan anggaran program kuliah praktek itu dilakukan dengan trasparan.
“Kami juga sudah membentuk panitia khusus pelaksanaan praktikum. Jadi tidak benar, jika program itu tidak kami laksanakan,” kata Taufik. (awa/muj/rah)