PAMEKASAN – Para pemilik usaha tambak udang Vannamei di Desa Montok, Kecamatan Larangan,Pamekasan, dipstikan mengalami kerugian hingga miliaran rupiah. Jutaan udang vannamei milik mereka yang sudah memasuki usia panen, hilang terhanyut banjir yang terjadi di wilayah itu pada Selasa (11/6).
Kerugian itu akibat hilangnya udang mereka yang sudah memasuki usia panen. Udang tersebut terseret air hujan setelah saluran pembuangan (drainase) di kawasan tambak tidak mampu menyalurkan air hujan ke laut, hingga meluap melebihi tanggul tambak dan nampak seperti lautan.
Kerugian juga disebabkan rusaknya puluhan hektar tambak udang mereka karena sebagian besar pematang tambak yang menjadi pembatas antara tambak yang satu dengan lainnya. Begitu pula dengan mesin pengolah air yang rusak akibat terjangan air bercampur lumpur pada saat banjir.
Menurut Salim, juru pakan udang milik salah satu petambak di Desa Montok, Rabu (12/6), total kerugian akibat akibat kejadian itu diperkirakan mencapai Rp 6 miliar. Kerugian itu meliputi hilangnya benih udang yang sudah siap panen dan kerusakan tambak dan peralatan yang terkena air bercampur lumpur.
Para petambak hanya bisa memanen udang yang masih tersisa. Dari sisa yang masih bisa dipanen itu, diperkirakan udang yang hilang di masing-masing tambak rata-rata mencapai 5 ton. Perhitungan ini didasarkan pada jumlah benih yang terbaru dan sisa udang yang berhasil dipanen dibandingkan dengan hasil panen sebelumnya.
“Perhitungan teknisi, satu tambak ini bisa menghasilkan 6 ton udang. Tapi setelah kami memanen sisa banjir, ternyata 70 persen hilang. Sebab dari prediksi itu hanya sisa satu ton,” katanya.
Sementara itu, sejumlah pekerja melakukan penyedotan air di tambak udang yang debit airnya melebihi volume yang ditentukan. Penyedotan dilakukan untuk mengurangi volume air sekaligus untuk mengecek sisa udang yang berada di dalam tambak untuk menentukan jumlah pakan yang akan diberikan, utamanya bagi udang yang belum memasuki usia panen.
Menurut Salim, udang yang terseret banjir itu sebagian berhasil ditangkap warga sekitar dengan menggunakan jala di saluran pembuangan atau sungai sekitar tambak. Ada juga yang memasang jaring di tepi laut, tepatnya diujung saluran pembuangan.
Dari hasil tangkapan itu, sebagian warga berhasil menjual udang hingga lima juta rupiah. Udang yang ditangkap warga itu dijual dengan harga relatif murah, yaitu Rp 50 ribu rupiah perkilo. Padahal harga udang vannamei bisa mencapai Rp 60 ribu lebih dengan ukuran tertentu.
Pantauan di lokasi, nampak puluhan warga masih menjala udang di saluran pembuangan di sekeliling tambak, meski hasilnya sedikit. Selain dijual, hasil tangkapan udang itu juga untuk dikonsumsi sendiri. (uzi/muj/rah)