PAMEKASAN – Pasangan Calon Gubernur (Cagub) dan Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Jawa Timur, Bambang DH-Said Abdullah (Bambang-Said) menyatakan tidak akan merubah strategi pemenangannya pasca pasangan Khofifah Indarparawansa – Herman S. Sumawiredja (Berkah) tidak diloloskan oleh KPU Jawa Timur.
Pasangan nomor urut 3 itu tetap pada strategi awal, karena bagi pasangan itu, strategi utama meraih kemenangan adalah menciptakan kepercayaan pada calon pemilih dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jatim nanti.
Calon Wagub Said Abdullah mengatakan justru pasangannya menyesalkan keputusan KPU itu, karena mengabaikan hak konstitusi warga yang dilindungi Undang Undang untuk menjadi peserta pemilu hanya karena faktor yang bukan utama.
”Hanya karena alasan administrasi, pasangan Berkah dicoret, kami Bambang-Said turut prihatin atas pencoretan itu dan menyesalkannya,” ujar Said Abdullah.
Baginya, Khofifah adalah teman baiknya selama hidup di partai politik, sementara partai pengusungnya yakni PKB adalah mitra kerja partainya yang selalu berkomunikasi dalam hal memajukan bangsa dan negara.
Pencoretan itu, menunjukkan sikap KPU Jawa Timur yang perlu dipertanyakan kemandiriannya. Sebab, keputusan itu diduga tidak dilatarbelakangi oleh kenetralan dan keberpihakan kepada Undang Undang serta hak konstitusi warga.
Seharusnya, menurut Said, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Timur, tidak serta merta mengeluarkan keputusan itu dan lebih mempertimbangkan aspek yang lebih luas daripada aspek administratif.
“Kami berharap agar KPU Jatim benar-benar bertindak sebagai wasit yang netral sehingga Pemilukada ini berlangsung jujur dan adil. Dan jangan bertindak atas pesanan tertentu,” katanya.
Namun saat ditanya apakah akan ada perubahan strategi politik pasca Khofifah dicoret, Said mengaku tidak akan ada perubahan skema politik. Said mengatakan pantang bagi dirinya mengambil keuntungan dari musibah yang menimpa pihak lain, sekalipun itu adalah saingannya.
Said Abdullah juga meminta semua pihak menjunjung tinggi etika demokrasi, agar kuasa rakyat menang atas kuasa uang.Karena itu, lanjut dia, upaya meraih kekuasaan harus ditempuh dengan cara-cara elegan, bersih, dan jujur, sehingga pemilukada benar-benar menjadi wahana pembelajaran politik yang cerdas bagi masyarakat.
Pencalonan Bambang-Said, katanya, menggunakan strategi koalisi rakyat. Sehingga, dirinya tidak akan khawatir. Koalisi itu dibangun atas pondasi kepercayaan dan bukan menggunakan strategi kepentingan.
Karenanya, ia akan terus merebut kepercayaan itu dengan melakukan pendekatan ke semua lapisan, termasuk para tokoh masyarakat. Sebab, mereka bisa dijadikan ukuran, apakah menjadi pasangan calon yang layak dipercaya atau tidak.
“Kami akan sedih jika mereka meninggalkan kami. Ternyata tidak, dari sekian tokoh masyaratkat, banyak yang menyatakan mendukung,” katanya.
Said menegaskan, jika ditakdirkan dapat memimpin Jawa Timur bersama Bambang DH, pendidikan pondok pesantren dan madrasah diniyah yang akan dilirik lebih awal. Karena saat ini, kedua lembaga pendidikan tersebut masih dianggap sebelah mata.
”Kami akan gunakan sebagian potensi untuk memberdayakan pesantren dan madrasah diniyah yang selama ini masih terkesan terpinggirkan,” katanya. (awa/muj/rah)