PROBOLINGGO – Ratusan peserta mengikuti penyusunan rencana aksi daerah Kota Layak Anak (RAD-KLA) tahun 2013. Kegiatan yang difasilitasi Bidang Sosial Budaya Bappeda Kota Probolinggo, dilaksanakan di Gedung Puri Manggala Bhakti, Kantor Walikota Probolinggo. Senin (22/7).
Lima nara sumber sekaligus dihadirkan, yakni Bappeda, Dispendukcapil, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Bagian Hukum, dan Polresta Probolinggo Kota.
Sekretaris Bappeda Kota Probolinggo, Heri Astuti, mengatakan maksud dari Pemerintah Kota Probolinggo mencanangkan rencana aksi daerah menuju kota layak anak dengan target dapat terwujud pada 2014. Workshop Rencana Aksi Daerah Kota Layak Anak (RAD-KLA) merupakan forum untuk membangun pemahaman yang sama mengenai kebijakan Kota Layak Anak dan rencana ke depan dalam rangka perwujudan Kota Layak Anak di Kota Probolinggo.
“Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan pemahaman peserta mengenai Kebijakan Kota Layak Anak dan sebagai sarana awal dalam penyusunan draft rencana aksi daerah untuk tindak lanjut pelaksanaan Kota Layak Anak,”ujarnya.
Menurutnya, latar belakang digelarnya workshop penyusuanan Rencana Aksi Daerah (RAD) menuju kota layak anak ini, karena anak merupakan potensi yang sangat penting dan generasi penerus masa depan bangsa. Selain itu, nak merupakan sumber daya manusia dalam pembangunan bangsa dan penentu masa datang serta penerus generasi bangsa.
‘Terwujudnya Probolinggo kota layak anak adalah upaya untuk membangun inisiatif Pemerintah Kota Padang yang mengarah kepada upaya transformasi konvensi PBB tentang hak anak,”ucap Heri Astuti.
Sementara itu, berbicara perencanaan pembangunan menuju kota Probolinggo layak anak tahun 2013, Kabid Sosial Budya Bappeda Kota Probolinggo, M.Sonhadji, S.Sos.MSi mengungkapkan pembangunan anak, sebagai aset bangsa yang merupakan potensi kekayaan dan kesejahteraan bangsa dimasa depan.
Terlebih lagi kualiitas sumber daya manusia, lanjut dia, menjadi indikator utama keberhasilan suatu bangsa dalam melakukan pembangunan yang dimulai sejak usia dini. “Tentunya bagaimana suatu bangsa memberikan prioritas kepada pembangunan anak menunjukkan apakah bangsa tersebut adalah bangsa yang visioner,”ujar Sonhadji.
Tak hanya itu, konsep kota layak anak, kata Sonhadji, merupakan komitmen tentang anak tersebut yang selama ini masih bersifat sektoral.”Kota Layak Anak adalah upaya untuk mengintegrasikan komitmen sektoral tersebut dengan lebih membumi dan bersifat holistik kedalam dimensi spasial,”ucap Kabid Sosbud Bappeda Kota Probolinggo.
Ditingkat Kota Probolinggo, menurut dia, berupa peraturan walikota tentang pembentukan dan penetapan susunan pengurus dewab perwakilan anak Kota Probolinggo, dan keputusan walikota tentang Gugus Tugas Kota Layak Anak.
Ia pun mempertegas, bagaimana mewujudkan Kota Layak Anak yang didasarkan pada konsep pembangunan yang peduli/ramah anak, yakni perlunya perubahan pendekatan pembangunan menjadi peduli/ramah anak. Kemudian upaya peningkatan kesejahteraan dan perlindungan anak diintegrasikan kedalam seluruh kebijakan program, kegiatan, pembangunan yang terkait dalam dimensi kota.
“Kota diartikan juga termasuk kecamatan atau kelurahan. Sedangkan tahap perencanaan memegang perang penting menuju Kota Layak Anak,”tandas Sonhadji.
Dengan mewujudkan kota layak anak, Sonhadji berharap akan memacu meningkatnya komitmen pemerintah, masyarakat dan dunia usaha di Kota Probolinggo yang peduli hak dan kepentingan anak.
“Inti dari kota layak anak adalah kota dimana anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, serta terlindungi dari kekerasan dan diskriminasi. Prinsip-prinsip dalam pelaksanaan RAD Kota Probolinggo kota layak anak adalah kepentingan terbaik untuk anak dan setiap anak mempunyai hak hidup, kelangsungan hidup, berkembang maksimal, serta mendengar dan menghormati pandangan anak,”pungkas Sonhadji.(hud)