SURABAYA – Besarnya alokasi anggaran untuk pendidikan ternyata tidak membuat Surabaya mendapat predikat terbaik atau peraih nilai tertinggi di Jawa Timur pada pelaksanaan Ujian Nasional (Unas) tingkat SMA sederajat beberapa waktu yang lalu. Bahkan DPRD Surabaya menilai hasil Unas tingkat SMA sederajat di Kota Pahlawan memalukan.
Hal ini diungkapkan Ketua Komisi D DPRD Kota Surabaya, Baktiono. Dirinya mengatakan, jika Pemkot Surabaya lewat Dinas Pendidikan ternyata belum bisa memberikan hasil yang maksimal. Padahal, lanjutnya anggaran untuk alokasi pendidikan sangat besar, yakni mencapai Rp. 1,6 triliun atau sekitar 34 % dari total APBD Kota Surabaya yang mancapai Rp. 5,7 triliun. “Kami ikut pusing dengan hasil Unas Kota Surabaya ini,” ungkap dia. Minggu (26/5) kemarin.
Dirinya menambahkan, jika hasil perolehan nilai Unas Sekolah Negeri ternyata kalah dengan sekolah Swasta. Padahal, sekolah negeri sudah didukung dengan anggaran pendidikan yang berlimpah. Sedangkan, sekolah swasta, peserta didiknya harus dikenakan biaya.
“Berbagai usulan dan masukan ke Dinas Pendidikan untuk bisa mendongkrak hasil Unas tak ada artinya,” kata dia.
Politisi asal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini menegaskan, atas kondisi ini Pemkot Surabaya juga harus ikut bertanggung jawab, sehingga tidak sepenuhnya menyalahkan Dinas Pendidikan.
“Ini tanggung jawab bersama, tidak langsung menyalahkan SKPD terkait. Jadi, kedepannya harus ada evaluasi terkait dengan hal ini,” ujar dia.
Seperti diketahui, bahwa Surabaya hanya menempati urutan ke-10 dalam perolehan hasil Unas tingkat SMA sederajat yang diumumkan pada beberapa hari yang lalu.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jatim, Harun memaparkan peringkat 10 besar untuk peraih nilai terbaik pada Unas 2013 antara lain, peringkat pertama diraih Kabupaten (Kab) Lamongan (8,5), Kab. Sidoarjo (8,42), Kab. Gresik (8,34), Kab. Bojonegoro (8,22), Kota Pasuruan (8,21), Kab. Madiun (8,15), Kota Kediri (8,12), Kota Madiun (8,11), terakhir Kab. dan Kota Mojokerto (8,10) serta Kota Surabaya (8,10).
Ini artinya, Kota Surabaya mendapat posisi buncit atau terakhir dalam perolehan nilai Unas 2013, sejajar dengan Kab. Dan Kota Mojokerjo.
Sementara itu, untuk sekolah peraih total nilai Unas murni tertinggi SMA sederajat se-Jatim, Harun menerangkan, untuk program Bahasa, diraih oleh SMAN 1 Manyar Gresik (51,15), program IPA diraih oleh SMA Dr. Musta’in Romly Lamongan (53,96) dan program IPS diraih oleh SMA 3 Lamongan (51,94).
Untuk siswa peraih nilai Unas murni tertinggi SMA sederajat se-Jatim, utuk program Bahasa diraih oleh Nuril Ahadia Hasana dari SMAN 2 Genteng Banyuwangi (56,20), program IPA diraih oleh Alvinura Fajrin dari SMAN Mojoagung Jombang (58,15), program IPS diraih oleh Kevin Gozali dari SMA Ciputra Surabaya (56,05).
Ketika disinggung terkait dengan keabsahan nilai Unas yang dipertanyakan banyak pihak karena pelaksanaannya yang tidak serentak. Dirinya membantah, karena pihaknya telah melaksanakan Unas sesuai dengan prosedur.
“Hasil ini adalah sah menurut aturan yang kita jalankan sesuai dengan kompetensi dan prestasi siswa. Ini harus dihargai,” pungkas dia. (wan/kas)