SAMPANG – Pendistribusian beras miskin (raskin) untuk bulan Mei 2013 di Dusun Mandengin, Desa Aengsareh kualitas beras hancur dan berbau apek. Hal ini diketahui setelah penerima rumah tangga sasaran miskin (RTSM) melaporkan ke pemantau raskin Kecamatan Kota Sampang. Diduga beras tersebut terlalu lama tersimpan dalam Gudang Bulog Sampang.
Salah satu pemantau raskin Kecamatan Kota Sampang Karrom (32) mengatakan kalau raskin yang didistribusikan oleh bulog Sampang pada hari Rabu kemarin tidak layak dikonsumsi oleh warga Aeng Sareh. Sebab beras raskin setelah diterima oleh penerima mengeluhkan kwalitas beras yang berbau apek dan hancur, sedangkan warga membeli beras seharga Rp 9000 per 5 kg.
”Setelah saya melakukan pemantauan di Desa Aeng Sareh, Kecamatan Kota Sampang kemarin saya menemukan kualitas beras yang tidak dikonsumsi oleh penerima karena setelah saya lihat kondisi beras dalam keadaan hancur dan berbau apek,” ucapnya kepada Koran Madura.
Lanjut Karrom selaku pemantau berharap dalam pendistribusian beras raskin seharusnya dichek dulu baik oleh pihak bulog maupun kepala desa. Adanya raskin berbau apek sangat mengecewakan penerima raskin. Apabila kualitas beras tetap bau apek seperti ini maka dia selaku pemantau sangat menyayangkan kinerja pihak bulog yang masih setengah hati membantu warga miskin.
Warga miskin seakan dipaksa oleh pemerintah harus mengkonsumsi makanan raskin yang sudah bau apek. Kejadian seperti ini tidak hanya terjadi di Desa Aeng Sareh, melainkan terjadi juga di desa yang lain.
“Saya berharap pihak bulog melakukan chek dulu sebelum beras raskin itu disistribusikan ke penerima, apakah itu layak atau tidak. Kalau memang raskin yang tersedia sudah tidak layak, maka beras tersebut tidak perlu didistribusikan karena kasihan masyarakat yang dipaksa makan nasi dari raskin yang bau apek. Lagi pula masak mereka disuruh mengkonsumsi beras yang sudah apek, padahal mereka mendapatkan itu bukan gratis, tapi dengan cara membelinya meskipun dengan harga yang murah,” imbuhnya.
Sementara kepala Desa Aengsareh Moh Saddet ketika dikonfirmasi mengatakan tidak tahu kalau beras tersebut berbau apek dan hancur karena setelah beras tersebut sampai ke rumahnya dia langsung mendistribusikan ke rumah apel masing-masing. Sampai saat ini tidak ada warga penerima beras raskin yang mengeluh, apalagi kalau bau beras apek.
“Setelah beras datang dari gudang bulog saya langsung mendistribusikan beras tersebut ke rumah warga melalui apel masing-masing. Sampai sekarang belum ada warga yang mengeluh terhadap kualitas beras yaang hancur dan berbau apek,” tandasnya. (jun/rah)