MALANG – Gubernur Jawa Timur Soekarwo mendorong seluruh perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta yang ada di provinsi itu untuk membentuk pos pemberdayaan keluarga atau posdaya yang berbasis masjid.
“Pengembangan posdaya berbasis masjid yang diterapkan oleh mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) ini cukup bagus dan seharusnya diikuti oleh perguruan tinggi lain,” kata Soekarwo di UIN Maliki Malang, Kamis.
Menurut dia, mahasiswa harus mulai memberdayakan dan memanfaatkan keberadaan masjid di kampus masing-masing atau di daerah sekitarnya, bahkan di tempat kuliah kerja nyata (KKN) agar tidak hanya menjadi pusat kegiatan keagamaan, tapi juga kemanusiaan.
Ia mengakui konsep posdaya berbasis masjid yang dicetuskan mahasiswa dan civitas akademika UIN Maliki Malang bersama tokoh agama tersebut merupakan ide cemerlang yang bisa dijadikan contoh oleh kampus lain yang ada di Jatim.
Meski tidak seluruh kampus bisa mengembangkan posdaya berbasis masjid, paling tidak ada 50 dari ratusan kampus negeri dan swasta yang ada di Jatim ini bisa mewujudkannya.
Untuk kegiatan kemasyarakatan, kata Soekarwo, posdaya berbasis masjid yang dikembangkan oleh mahasiswa tersebut bisa membantu menjaga lingkungan dengan cara membersihkan jentik-jentik nyamuk demam berdarah di wilayah tertentu.
Soekarwo mengaku kegiatan membersihkan jentik nyamuk itu memang terlihat sederhana, namun sangat penting bagi masyarakat.
Untuk pengembangan segi ekonomi juga cukup potensial, karena mahasiswa nantinya juga akan mendapatkan kucuran modal. Oleh karena itu, pemprov mendorong 50 perguruang tinggi di provinsi ini untuk melakukan kegiatan serupa.
“Mahasiswa tidak perlu memikirkan soal pendanaan (permodalan), karena pendanaan bisa bekerja sama dengan Bank UMKM dan dana dari Pemprov. “Dana dari pemprov ini akan jita integrasikan dengan dana program lainnya,seperti Jalin Kesra,” kata Soekarwo. (ant/rah)