SURABAYA – Rencana Pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) – Budhiono untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) mendapat penolakan hampir di seulruh pelosok tanah air. Salah satunya dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Surabaya Selatan (SS).
Puluhan mahasiswa yang tergabung PMII Cabang Surabaya Selatan tersebut, mengelar aksi penolakan kenaikan BBM dengan menyegel Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), di jalan margorejo, Surabaya. Mereka menuntut pemerintah SBY-Budhiono untuk menarik kebijakan mencabut subsidi BBM dengan menaikkan harga BBM.
Hal ini ini diungkapkan salah satu anggota PMII Surabaya, Aziz. Dirinya mengatakan, jika keputusan pemerintah SBY-Budhiono mencabut subsidi BBM dengan menaikan harga BBM semakin menyengsarakan rakyat Indonesia.“Dengan demikian pemerintah yang akan menaikkan haraga BBM bersubsidi yang sudah jelas akan menyengsarakan rakyat jelata,” ungkap dia. Senin (17/6).
Diriya menambahkan, jika kebijakan Pemerintah SBY-Budhiono menaikkan harga BBM, sama dengan menaikkan angka kemiskinan di Indonesia.“Yang jelas angka kemiskinan akan semakin meningkat, karena kompensasi pemerintah berupa Bantuan Langsung Sementara Maysrakat (BLSM) hanya berjalan beberapa bulan saja,” tambah dia.
Sementara itu, anggota PMII Cabang Surabaya Selatan, Hakim mengatakan, jika para pengusaha SPBU seharusnya bisa mendesak pemerintah pusat dan DPR RI untuk tidak menaikkan harga BBM. Karena kenaikkan harga BBM akan memicu kenaikan harga di segala sektor.“Seharusnya para pengusaha Migas dan SPBU bisa melakukan hal itu,” keluh dia.
Pihaknya berjanji, jika Pemerintah SBY-BUdhiono tetap mempertahankan kebijakan mencabut subsidi BBM dengan menaikkan harga BBM, maka mereka akan menyegel seluruh SPBU yang ada di Kota Surabaya. “Penyegelan ini adalah simbol perlawanan masyarakat arus bawah, dan ini baru permulaan,” pungkas dia. (wan/kas)