SUMENEP – Musim kemarau tahun ini yang diperkirakan pendek berdampak positif kepada petani garam. Sebab dalam setiap pekannya petani bisa memanen hasil garam. Meskipun harga pembelian garam yang ditetapkan pemerintah terlalu murah bagi petani.
Para petani garam di Desa Nambakor, Kecamatan Saronggi, setiap pekannya bisa panen 4 ton garam untuk setiap petak yang diproduksi. “Panen ini bagus, jika dibandingkan pada panen saat kondisi cuaca yang labil,”kata Wardi, Kamis (26/9).
Petani garam di desanya, menurut Wardi, saat ini banyak yang mengeluhkan soal harga garam yang menurun drastis. Harga garam hanya sebesar Rp. 250 per kilogramnya. Sedangkan kualitas yang paling bagus hanya dihargai Rp. 450 per kilogramnya.
Harga tersebut menurut Wardi, sangat merosot dari ketentuan biasanya. Karena harga garam biasanya mencapai Rp. 750 per kilogramnya, sedangkan garam yang kurang bagus Rp. 500. “Kami berharap, pemerintah dan DPR dapat membantu nasib petani garam. Karena petani garam ini, tidak seperti petani padi,” tukasnya.
Dia mengungkapkan, bantuan pugar dari pemerintah hanya diperuntukkan kepada beberapa kelompok pemerintah. Sedangkan petani garam seperti dirinya tidak dapat mendapatkan bantuan itu. Sehingga, hanya mengandalkan pada hasil produksi. Kalau hasil yang didapatkan tidak terlalu banyak karena harga garam menurun, tentu saja setiap panen akan rugi.
Tahun ini, Kabupaten Sumenep, mendapat bantuan Pugar sebesar Rp 4.271.000.000. Dengan rincian, Rp.3,6 miliar dalam bentuk Bantuan Langsung Masyarakat dan non BLM sebesar Rp. 671 juta untuk penunjang kegiatan Pugar. Kelompok petambak garam tersebut, berasal dari 11 kecamatan, yang tersebar di 39 desa.
Bupati Sumenep, A Busyro Karim pernah menjelaskan, bahwa setiap kelompok penerima bantuan mendapatkan bantuan antara Rp 5 juta sampai Rp 12.500.000. Sedangkan kelompok baru, mendapatkan antara Rp15 juta sampai Rp28 juta. “Besar kecilnya bantuan perkelompok itu, disesuaikan dengan luas lahan dan jumlah anggota kelompok,” katanya.
Pemberian bantuan Pugar, kata dia, dimaksudkan untuk meningkatkan produksi dan kualitas garam rakyat sebagai upaya mendukung swasembada garam nasional, sekaligus mengembangkan kawasan lahan tambak garam rakyat baru, di lokasi sasaran Pugar. “Disisi lain, juga dalam upaya mengembangkan kemitraan dalam usaha garam rakyat,” ungkapnya. (athink/mk)