PROBOLINGGO – Harga ikan di pelabuhan Tanjung Tembaga (PTT), Kota Probolinggo sejak Rabu (19/2) kemarin menurun drastis. Turunnya harga ikan tersebut akibat hasil tangkapan ikan yang melimpah.
Salah seorang pedagang di areal PTT, Ny. Misbah menjelaskan, hasil tangkapan ikan para nelayan sejak kemarin benar-benar melimpah. Setelah mereka tidak bisa melaut terlalu jauh akibat kabut putih dampak letusan gunung Kelud.
Harga ikan yang mengalami penurunan itu seperti ikan teri. Sebelum mengalami penurunan Rp.12 ribu, harga ikan teri mencapai Rp.16 ribu sampai Rp.17 ribu perkilo. Ikan benggol kini turun menjadi Rp.7000 perkilo dari harga Rp.14 ribu perkilo. “Pokoknya sekarang banyak harga ikan yang turun,” tandasnya kepada wartawan, Kamis (20/2).
Melihat turunnya harga ikan akibat tangkapan melimpah, tidak sedikit para tengkulak yang langsung menyerbu nelayan. Bahkan, sebagian ada yang memesan hasil tangkapan ikan sebelum nelayan turun ke darat.
Seorang pedagang ikan lainnya, Sukandar menjelaskan, melimpahnya hasil tangkapan ikan yang dialami para nelayan sebagai wujud berkahnya kabut putih akibat dampak meletusnya gunung Kelud yang terjadi beberapa hari lalu. Dari hasil tangkapan tersebut, minimal nelayan mendapatkan satu ton ikan. Bahkan, ada yang sampai lima ton sekali melaut.
Diketahui sebelumnya, beberapa hari yang lalu, para nelayan tak bisa melaut menangkap ikan lebih dari jarak satu mil. Kondisi itu diakibatkan adanya kabut putih di tengah perairan, sehingga mengganggu jarak pandang. Cuaca yang tidak menentu itu membuat para nelayan hanya melaut di seputaran PTT dan pulau Gili. “Dengan adanya kabut putih itu, sebagian nelayan takut melaut,” ujar warga desa Gili, Sumar.
Meski cuaca ada kabut putih, namun ada juga sebagian nelayan yang nekat melaut. Hal itu dilakukan karena adanya tuntutan kebutuhan. Padahal, kondisi kabut putih itu bisa membahayakan nelayan sendiri. Karena menggangu jarak pandang yang penuh penuh resiko.