SUMENEP – Kasi Kurikulum Disdik Sumenep Mohamad Kadir mengakui masih banyaknya hambatan dalam melaksanakan kurikulum 2013. Dia ntaranya minimnya ketersediaan anggaran, sehingga tidak semua sekolah bisa menerapkan kurikulum baru.
Dropping buku ke semua sekolah juga jadi penghambat. Kendala lain, pola pikir guru yang menganggap bahwa perubahan kurikulum 2013 tidak berpengaruh pada proses pembelajaran.
”Tidak sedikit yang mengatakan bahwa kurikulum 2013 hanya perubahan label dari kurikulum sebelumnya,” terang Kadir, Rabu (5/2).
Letak geografis juga menjadi kendala realisasi kurikulum 2013. Menurut Kadir, Kabupaten Sumenep selain terdiri dari wilayah daratan, juga kepulauan. Sehingga, untuk menggelar semua yang berkaitan dengan kurikulum 2013 menjadi terlambat.
“Untuk menjangkau semua wilayah itu perlu waktu. Kepulauan rawan dengan cuaca. Tentu semua faham bagaimana imbasnya,” katanya.
Meski demikian, pada tahun 2014 ini semua sekolah direncanakan akan menerapkan kurikulum 2013. Rencanya, diklat kurikulum 2013 untuk tingkat SD akan dilakukan di 13 titik, sehingga semua sekolah pada tahun ini bisa menerapkan kurikulum baru tersebut.
”Dalam penerapan ini semua guru di sekolah tersebut harus mengikuti diklat. Sedangkan anggaran untuk ini sangat terbatas. Jadianya, ini juga tidak akan maksimal kan?,” katanya.
Berdasarkan data dari Disdik Sumenep, saat ini yang menerapkan kurikulum 2013 untuk tingkat SND/TK hanya sebanyak 15 SDN. Yakni SDN Ambunten Timur I Kecamatan Ambunten, SDN Pamolokan II Kecamatan Kota Sumenep, SDN Saronggi I Kecamatan SAronggi, SDN Rubaru I Kecamatan rubaru, SDN Tambaagung Tengah II Kecamatan Ambunten, SDN Pangarangan IV Pasongsongan, SDN Kalianget Barat I Kecamatan Kalianget, SDN Batang-Batang Daya I Kecamatan Batang-Batang, SDN Karduluk I Kecamatan Pragaan, SDN Manding Laok I Kecamatan Manding, SDN Lenteng Timur I Kecamatan Lenteng, SDN Pangarangan III Kecamatan Kota Sumenep, SDN Bataal Batrat I Kecamatan Ganding, dan SDi Al-Qodiri Kecamatan Rubaru.