JAKARTA – Calon presiden (capres) dari PDI Perjuangan, Partai Nasdem, PKB, dan Partai Hanura Joko Widodo menegaskan, Indonesia tidak boleh takut jika harus bersinggungan dengan negara lain, apalagi dengan negara kecil. Ini adalah salah satu bentuk sikap berdaulat di bidang pertahanan.
“Masa sama negara kecil saja takut. Kalau perlu, saya datangin sendiri kalau ada permasalahan. Eh, tapi kalau panglimanya bisa, ya saya datang pas titik akhir saja,” ujarnya dalam acara silaturahim Jokowi dengan keluarga besar purnawirawan TNI dan Polri di Jakarta, Selasa (3/6).
Pernyataan ini, kata Jokowi, bukan sekadar gertakan. Jokowi mengatakan, ada pihak yang mengaitkan kondisi fisiknya yang kurus dan culun dengan ketidaktegasan dan ketidakberanian. “Tidak tegas yang mana coba?” Yang namanya tegas itu berani memutuskan dan berani mengambil risiko. Tentunya risiko yang terukur, bukan awur-awuran,” sambung Jokowi.
Mendengar pernyataan tersebut, peserta acara silaturahim yang terdiri dari purnawirawan TNI dan Polri bertepuk tangan. Selain Jokowi, sejumlah purnawirawan Polri dan TNI hadir dalam acara tersebut. Mereka, antara lain, mantan Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) Hendropriyono, mantan Kapolri Da’i Bachtiar, dan mantan Panglima TNI Luhut Binsar Panjaitan.
Sementara itu, capres dari kolaisi Merah Putih yang terdiri dari Partai Gerindra, PAN, PPP, PKS, dan Partai Golkar Prabowo Subianto Selasa (3/6) bertemu dengan para kepala-kepala daerah yang tergabung dalam partai koalisi pendukungnya di Jakarta. Prabowo memaparkan pemenangan dirinya bersama Hatta Rajasa sebagai capres dan cawapres pada Pemilu Presiden 9 Juli 2014.
“Prabowo mengundang bupati, gubernur partai pendukung agar menyampaikan visi-misi supaya mereka bisa menyampaikan pada masyarakatnya,” kata Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional Amien Rais sebelum acara tersebut.
Hal serupa juga disampaikan oleh Sekretaris Jendral Partai Gerindra Ahmad Muzani. Namun menurutnya, pertemuan ini hanyalah ajang silaturahim biasa. “Silaturahim kepala daerah yang berasal dari partai koalisi. Pak Prabowo ingin mendengar permasalahan di daerah, sementara para kepala daerah juga ingin bertemu dengan capres-cawapresnya. Pertemuan ini bisa mengakrabkan kita yang berasal dari berbagai partai,” ujarnya.