PAMEKASAN-Laskar Pembela Islam (LPI) Pamekasan mengerahkan puluhan pasukan jihadnya ke Surabaya, untuk membantu Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, menutup lokalisasi terbesar se-Asia tengGara, Dolly.
Sebelum berangkat, anggota laskar berkumpul di Arek lancor Pamekasan. Selanjutnya puluhan anggota ini melakukan latihan baris berbaris dan beberapa persiapan logistik yang akan dibawa ke Surabaya. Sesekali anggota LPI ini meneriakkan takbir, untuk mengobarkan semangat.
Ketua LPI Pamekasan, K Abd Aziz Muhammad Zahid menyatakan pengerahan anggota laskar tersebut dalam rangka memberikan dukungan moral dan bantuan doa kepada Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, yang akan menutup Dolly. Apabila anggota LPI dibutuhkan oleh aparat keamanan Pemkot Surabaya, maka LPI Pamekasan akan membantunya.
Menurut Aziz, langkah berani yang dilakukan Tri Risma harus didukung oleh seluruh masyarakat Jawa Timur. Karena Dolly merupakan lokalisasi yang terkesan dilegalkan dan telah mencederai Provinsi Jawa Timur yang dikenal sebagai provinsi paling banyak pondok pesantrennya.
Selain inisiatif LPI Pamekasan, ia juga mendapat perintah dari LPI Pusat dan LPI Jawa Timur untuk memberikan dukungan terhadap penutupan Dolly. Seluruh LPI se-Jawa Timur nantinya akan berkumpul di Surabaya untuk mengikuti penutupan Dolly.
Aziz menyatakan perang terhadap maksiat yang dilakukan oleh Wali Kota Surabaya ini seharusnya menjadi contoh bagi bupati atau wali kota yang ada di daerah lain di Jawa Timur. Karena segala bentuk kemaksiatan di Jawa Timur harus diperangi. “Kami siap membantu Wali Kota Surabaya, bahkan nyawa pun siap dikorbankan untuk melawan kemaksiatan,” ujarnya.
Mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan selama proses penutupan, LPI Pamekasan akan tetap berkoordinasi dengan jajaran kepolisian setempat. Ia menjamin anggotanya tidak akan melakukan tindakan semena-mena, tanpa ada permintaan dari aparat keamanan.
Ada 50 porsonel LPI yang diberangkatkan menuju Surabaya, dengan menggunakan dua bus mini pariwisata. Ada juga anggota LPI yang menggunakan sepeda motor, berangkat menuju Surabaya. Para anggota LPI tidak membawa peralatan perang seperti senapan, senjata tajam, pentungan, dan lainnya.
Sebelumnya, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol PP) Pemkab Pamekasan, Didik Haryadi memastikan tidak akan mengerahkan bantuan porsonel ke Surabaya, karena tidak ada permintaan dari Pemkot Surabaya.
Pol PP hanya mengantisipasi adanya PSK alumni Dolly yang diperkirakan akan bergerak ke Pamekasan. Sehingga sejumlah tempat terus diintai, seperti Pasar 17 Agustus, kos-kosan ataupun tempat penginapan lain.