MEDAN-Dosen Hubungan Internasional Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Teguh Santosa, mengingatkan pemerintah Indonesia dan juga ormas-ormas Islam untuk mewaspadai gerakan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) merambah ke Indonesia. Apalagi telah beredar luas rekaman berjudul “Join the Ranks” dimana seseorang yang mengaku warga negara Indonesia mengajak orang Indonesia berjuang dengan menggunakan paham ISIS. “Kami mengutuk keras aksi kekerasan dan teror yang dilakukan ISIS. Itu bertentangan dengan ajaran Islam,” tegas Teguh dalam keterangan persnya,Minggu (3/8).
Menurutnya, ISIS merupakan teror gaya baru yang dikembangkan oleh pihak-pihak yang anti-Islam. Kelompok ini hanya ingin mendapatkan keuntungan dari destabilisasi kawasan Timur Tengah dan ketegangan baru di dunia. “ISIS ini sebuah gerakan politik yang menggunakan topeng agama. Mustahil orang yang peduli dengan tegaknya subtansi ajaran Islam berada di belakang gerakan ini,” tambah Teguh yang juga Ketua Bidang Luar Negeri PP Pemuda Muhammadiyah.
Karena itu, Pemuda Muhammadiyah menyerukan negara-negara Islam yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam untuk secara tegas menyikapi gerakan ISIS tersebut. Jangan sampai gerakan ISIS ini menginspirasi umat Islam lain untuk melakukan hal yang sama. “Kita jangan sampai kecolongan. Ini tak bisa didiamkan. Betul bahwa berserikat adalah hak setiap warga negara. Tapi cara-cara kekerasan tak bisa ditolerir. Pemerintah harus tegas terhadap itu,” jelasnya.
Sementara itu, aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) merasa jijik dengan warga negara Indonesia yang mendukung ISIS baik yang berada di luar negeri ataupun di dalam negeri. Sebab, tanpa sadar mereka mengkhianati negaranya sendiri yang sudah dididirikan dengan darah para pahlawan bangsa yang sebelumnya diikat dengan Sumpah Pemuda. “Negara Indonesia adalah negara yang menjunjung tinggi keberagaman, yang mengakui keberadaan kelompok yang satu dan yang lainnya. Di Indonesia keberagaman diikat dengan Sumpah Pemuda yakni bertanah-air, berbangsa dan berbahasa satu. Namun tidak ada ada yang mengikat Indonesia dalam satu agama,” ujar Sekjen PB HMI, Muhammad Chairul Basyar.
Oleh karena itu, Chairul Basyar meminta pemuda Indonesia tidak perlu membesar-besarkan ISIS. Membesar-besarkan ISIS sama saja memberi ruang promosi bagi dikenalnya organisasi itu lebih luas dan menimbulkan kekhawatiran bagi bangsa Indonesia. “Mengembangkan budaya nasional serta daerah adalah penting untuk melawan gerakan pengaruh asing. Adalah penting bagi bangsa Indonesia untuk memelihara warisan budaya nenek moyang yang ada di negeri sendiri. Indonesia harus melawan rasa takut terhadap segelintir orang yang menyebarkan virus permusuhan, ketakutan dan kedengkian bagi bangsanya sendiri,” jelasnya.