PROBOLINGGO- Jumlah Usaha kecil dan Menengah (UKM) di Kabupeten Probolinggo tergolong banyak. UKM yang sudah berdiri sebanyak 10.816 unit usaha . Namun dari jumlah itu ternilai minim hanya tiga produk saja yang bisa bersaing di pasar modern.
Produk tersebut adalah Onde-Onde Ketawa asal Kecamatan Krejengan, sirup pokak asal Kecamatan Pajarakan, dan Kripik Kentang asal Kecamatan Sukapura.
Kepala Dinas koperasi, UKM Kabupaten Probolinggo, Erlin Sitiowati, mengatakan minimnya jumlahnya produk yang beredar di pasaran itu karena pelaku UKM malas berproses dan tidak mau ribet dengan persyaratan yang harus dipenuhi.
Salah satunya pengurusan ijin dari dinas kesehatan. Padahal, persyaratan mendapat ijin edar dari Dinas Kesehatan itu merupakan persyaratan mutlak yang harus dipenuhi.Sebab, perusahaan multi nasional atau pasar modern mau menerima produk UKM jika ada kepastian produk yang aman di konsumsi.
“Yang bisa mengeluarkan itu adalah dinkes. Tapi masyarakat memang kadang malas mengurus itu,” jelasnya kepada wartawan, Selasa (19/8).
Selain itu, kemasan produk UKM asal Kabupaten Probolinggo tidak memperhatikan kecantikan dan estetika tampilan. Alhasil, meski sudah mendapat ijin dari Dinkes, kadang pasar yang tidak mau menerima. “Karena memang kemasannya tidak layak jual,” kata Erlin Setiowati.
Atas dasar itu, lanjut Erlin Setiowati, pihaknya beberapa kali mengadakan pelatihan pembuatan bungkus produk UKM. Yang tujuannya, agar produk UKM yang sudah dibuat bisa diterima pasar. “Sehingga saat ditawarkan pada pasar modern. Pelaku pasar modern merasa tertarik,”urainya.
Sementara itu, Anggota Komisi D Kabupaten Probolinggo, Alim, mengatakan pihaknya mendorong kepada Dinas Koperasi, dan UKM untuk terus membina pelaku UKM. Caranya dengan mendukung persetujuan anggaran pendampingan UKM melalui bina usaha kecil dan menengah. “Kita dukung sebenarnya, terbukti kami tidak pernah memangkas anggaran mereka (Diskop, dan UKM),” sebutnya.
Politisi PKNU ini berharap, setiap tahun ada kenaikan jumlah produk UKM yang beredar di pasar modern. “Jika tahun ini sudah ada 3 produk. Maka tahun depan sudah harus nambah,”ucap Alim.
Caranya, dengan membantu mengkomunikasikan dengan perusahaan multi nasional agar menerima produk. “Kalau tidak dibantu komunikasinya. Saya rasa sulit, makanya perlu komunikasi intens antara dinas, pelaku UKM dan pelaku pasar modern,” pungkasnya.