BANGKALAN – Badan Lingkungan Hidup (BLH) Bangkalan menilai anggapan masyarakat awam terhadap Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sebagai kawasan kumuh, berbau, dan sumber penyakit keliru. Sebab TPA bisa menjadi lokasi rekreasi ilmiah seperti penelitian pemilahan, penggilingan plastik, dan pengelolaan sampah berbasis masyarakat.
“Anggapan lokasi TPA sebagai lokasi tidak sehat nantinya bisa diubah. Kami tengah menyiapkan sarana dan prasarananya,” ungkap Kabid Kebersihan BLH Bangkalan, Imam Syafri.
Saat ini, BLH setempat tengah melakukan survei di tiga kecamatan untuk mencari lokasi TPA baru yang bisa mendukung tekad Bangkalan menjadikan TPA sebagai area rekreasi ilmiah. Dari tiga kecamatan meliputi Tanah Merah, Galis, dan Trageh, Kecamatan Trageh menjadi priotas berdasarkan pertimbangan struktur tanah dan jarak dari pemukiman warga.
“Jarak minimal 100 meter dari pemukiman dan tidak boleh (TPA) berada di atas bebatuan. Kalau dikaji dengan benar sejak awal, selain menjadi area wisata ilmiah, bisa dijadikan TPA seumur hidup,” ujar Imam.
Konsep tersebut muncul sebagai reaksi atas semakin meningkatnya produksi sampah yang dihasilkan rumah makan, sampah pasar-pasar, dan sampah rumah tangga yang mencapai 215 meter kubik per hari. Sementara umur teknis TPA di Desa Buluh Kecamatan Socah sudah terlampaui.
Imam mengatakan TPA yang dibangun pada tahun 2006 itu sifatnya hanya pendamping. Sementara Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah mengharuskan setiap kabupaten mempunyai Santary Land Field.
“Di TPA yang ada, kami sudah melakukan pemadatan. Namun karena produksi sampah setiap hari semakin meningkat, harus ada lokasi baru seperti yang diamanatkan undang-undang,” paparnya.
Dia mengharapkan pembebasan lahan minimal seluas 10 meter hektare untuk TPA baru bisa direalisasikan pada tahun ini. Pendirian TPA baru akan dilakukan pusat. BLH hanya memfasilitasi lokasinya saja.
“Kajian penerapan sistem reduksi sampah akan menjadi tekad kami merealisasikan TPA sebagai lokasi rekreasi ilmiah, maka TPA akan lebih bermanfaat,” tandasnya. DONI HERIYANTO/RAH