BANGKALAN – Sebanyak 11 desa dari 21 desa yang ada di Kecamatan Galis sudah mulai merasakan dampak kekeringan. Musim kemarau yang melanda desa mereka, menyebabkan sumber mata air dan sumur-sumur warga mengering. Warga merasa kesulitan dengan kebutuhan hidup sehari-hari mulai dari memasak dan mandi.
Desa yang tengah dilanda kekeringan itu meliputi desa Separah, Kajuanak, Tlagah, dan PakaanLaok. Selain itu, desa lainnya yang juga mengalami kesulitan air bersih, yaitu desa Kranggan Timur, Longkek, Daleman, Kelbung, Galis, dan Desa Tellok.
Salah satu warga desa Daleman, Moh Sodik mengatakan banyak sumur warga yang airnya sudah menyusut, sehingga masyarakat mengalami kelangkaan air. Untuk mengambil air di sumur, warga harus mengantre secara bergiliran. Sebab sumur yang masih menyisakan air hanya sedikit.
“Untuk mendapatkan air, kita harus bisa membaca situasi. Jika ingin mandi, cuci pakaian dan mengambil air untuk memasak di rumah waktunya harus tepat. Jangan pagi hari sore hari. Sebab antrean warga yang hendak mengambil air cukup banyak,” terangnya.
Kondisi yang demikian, praktis membuat warga tidak merasa nyaman. Sebab air yang menjadi kebutuhan utama sudah menjadi langka. Warga desa menginginkan peran pemerintah daerah dalam mengatasi masalah kekeringan setiap tahunnya. “Kalau ingin ke sumur desa sekitar siang hari, suasananya agak sepi dan lebih bebas,” ungkapnya.
Sementara itu, Camat Galis melalui Kasi Kesmas, Siti Aminah membenarkan bahwa sumber air warga banyak mengalami kekeringan. Kondisi itu sudah dilaporkan kepada Bupati Bangkalan untuk mendapat bantuan air bersih. Dalam waktu dekat, desa-desa itu akan langsung mendapat bantuan droping air bersih dari melalui truk tangki PDAM Bangkalan secara bergilir.
“Rencananya bantuan air bersih dari Bupati Bangkalan akan langsung didroping ke 11 desa pada bulan ini secara bergiliran,” janjinya. MOH RIDWAN/RAH