PAMEKASAN – Informasi yang gencar di masyarakat bahwa per 1 November mendatang BBM bersubsidi akan naik sebesar Rp 3.000 masih menghantui, meskipun hingga kemarin (26/10) belum ada instruksi ke pihak kepolisian setempat untuk melakukan pengamanan dan penjagaan terhadap sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Pamekasan.
Kapolres Pamekasan AKBP Nanang Chadarusman mengungkapkan jajarannya belum mendapat instruksi dari Polda Jatim untuk melakukan pengamanan ke sejumlah SPBU tersebut. Pengamanan ini adalah pengaman khusus yang biasa dilakukan aparat kepolisian jelang kenaikan BBM. Biasanya pengamanan sudah dilakukan jauh-jauh hari sebelumnya. Sementara sekarang, hanya kurang beberapa hari saja untuk masuk ke November.
“Pengamanan itu dimaksudkan untuk mengantisipasi penimbunan BBM jelang kenaikan, baik oleh SPBU sendiri, maupun masyarakat lainnya,” kata Nanang.
Dia juga memaparkan hal ini karena biasanya warga panik jika ada kebijakan yang akan menaikkan BBM. Warga akan memborong BBM yang akan naik tersebut. Sehingga akan menyebabkan antrean panjang. Hal inilah juga perlu adanya pemantauan dan pengamanan aparat. Guna menghindari dan mengantisipasi adanya hal-hal yang tidak diinginkan.
Pihaknya memastikan informasi yang bisa dikatakan meresahkan masyarakat ini hanya wacana belaka. Hal tersebut dikuatkan pihaknya belum mendapat instruksi khusus dari Polda untuk melakukan PAM khusus tersebut.
Sebagaimana informasi yang berkembnag sejak beberapa hari terakhir bahwa BBM bersubsidi yang sekarang seharga Rp 6.500, per-1 November akan menjadi Rp 9.500. Ada kenaikan sekitar 46 persen, pada masa Presiden Jokowi, yang baru beberapa hari menjabat itu.
“Jika BBM akan naik, kami pasti akan mendengar duluan. Karena kami harus nge-PAM di SPBU, sejak pra dan pasca kenaikan,” papar perwira asli Surabaya ini. SUKMA FIRDAUS/UZI/RAH