PAMEKASAN – Masyarakat kini berharap banyak terhadap keberadaan Balai Latihan Kerja (BLK) di bawah kendali Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Pemkab Pamekasan, yang kini mulai dioperasikan. Sekalipun fasilitasnya belum sepenuhnya lengkap.
BLK diharapkan mampu mencetak tenaga kerja baru di Pamekasan, termasuk mampu melahirkan pengusaha-penguasaha muda yang kreatif dan mampu mendirikan usaha dan menyerap tenaga kerja. Sehingga, dapat menekan angka pengangguran di Pamekasan.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Pamekasan, Nur Faisal mengakui pihaknya sudah lama menunggu dioperasikannya BLK. Mengingat angka pencari kerja setiap tahun di Pamekasan selalu meningkat. Sementara lapangan pekerjaan sangat terbatas.
Akibatnya kata Nur Faisal, sejumlah warga Pamekasan lebih memilih menjadi tenaga kerja ke Luar Negeri, dan merantau ke sejumlah daerah berkembang di Indonesia. Seperti bekerja ke Surabaya, Jakarta Gersik, Malang, Kalimantan, Batam dan sejumlah daerah lainya.
Seperti yang terjadi di Desa Bujur Barat, Kecamatan Batumarmar, Pamekasan, dari jumlah penduduk mencapai 9.210, ternyata 20 persen penduduknya menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI). Usianya mulai umur 15 tahun hingga 40 tahun.
Alasanya, karena di luar negeri kesempatan untuk mendapatkan lapangan pekerjaan lebih terbuka, ketimbang di dalam negeri. Sehingga, ratusan penduduk di desa tersebut menjadi TKI.
Hal serupa juga terjadi di Desa Palengaan Daya, Kecamatan Palengaan. Masyarakatnya memilih menjadi TKI ke luar negeri. Dari 14 ribu jiwa dengan 10.700 yang memiliki hak pilih, setidaknya 400 jiwa menjadi TKI. Selebihnya, menjadi buruh tani, buruh bangunan, pedangang di pasar tradisional dan menjadi guru di lembaga pendidikan yang ada di desa tersebut.
400 jiwa yang menjadi TKI tersebut berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Tersebar di Malasyia, Arab Saudi, Brunai Darus Salam, dan sejumlah negara lainya. Paling banyak menjadi TKI ke Arab Saudi.
Mantan Ketua GMNI Pamekasan berharap agar Dinsosnakertrans tidak hanya mampu menampung masyarakat untuk dilatih di BLK saja. Melainkan harus melakukan pendampingan secara utuh terhadap masyarakat yang dibinanya tersebut.
Sebab selama ini kata Nur Faisal, Dinsosnakertrans hanya menyelenggarakan kegiatan pelatihan praktek kerja, tetapi minim melakukan pendampingan terhadap para peserta yang sudah dibinanya tersebut. Akibatnya para peserta yang pernah dibina, tidak berkembang hingga sukses.
Sekretaris Perhimpunan Mahasiswa Perbankan Pamekasan Akhmad Fakih Ghaffar berharap agar Dinsosnakertrans juga melibatkan mahasiswa dalam melakukan pelatihan dan pendidikan. Serta terus menerus membuka bursa kerja. (FAKIH AMYAL/UZI/RAH)