PAMEKASAN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan sukses membangun 20 pengolahan biogas dar kotoran sapi pada tahun 2013 lalu. Sehingga pada tahun 2014 ini program tersebut ditambah sebanyak 54 unit. Sayang pembangunannya tidak sesuai harapan karena harus ditunda tahun 2015 mendatang.
Pengerjaan pengolahan 54 unit biogas tersebut diperkirakan akan memerlukan sekitar empat bulan. Namun, dengan waktu masa anggaran yang tersisa hanya tinggal 3 bulan lagi. Sedang, proses lelang masih belum dilakukan, praktis proyek yang dibutuhkan masyarakat itu gagal di tahun ini.
Padahal, dana yang sudah disiapkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) melalui PAK tersebut sebesar Rp 800 juta. Dana itu akan direalisasikan menjadi tempat pengolahan kotoran sapi yang diolah menjadi gas layaknya gas elpiji. Sehingga hasil gas bisa dimanfaatkan masyarakat dalam memasak. Sedang, kotoran sisa pengolahan bisa diproses lagi sebagai pupuk organik.
Direncanakan program bantuan tersebut akan diberikan ke kelompok tani, yang banyak memelihara ternak berupa sapi, yang proyeknya melalui pihak rekanan. Per unit akan mendapatkan bantuan pembangunan sebesar Rp 15 juta lebih.
Kepala Bagian Administrasi Sumber Daya Alam (SDA) Pamekasan, Shalah Syamlan mengatakan kegagalan proyek pembangunan pengolahan biogas tersebut, karena terkendala proses lelang, sebab ada aturan baru yang harus dipenuhi oleh pihak rekanan.
“Kendalanya sama seperti proyek-proyek yang harus dikontraktualkan lainnya. Kalau anggaran sudah ada, perencanaan per unit-nya masih sama seperti tahun lalu, yang membedakan hanya jumlah kelompok petani penerimanya lebih banyak saja,” katanya.
Shalah berjanji lelang proyek ini akan dilakukan akhir tahun ini, sehingga awal masa anggaran tahun 2015 mendatang sudah bisa langsung dilakukan pembangunan. Namun, pihaknya masih belum bisa memastikan, bulan berapa proyek tersebut mulai dikerjakan.
Shalah menjelaskan program biogas ini merupakan kelanjutan dari program yang dilakukan tahun 2013 lalu. Hanya saja tahun 2013 hanya sebesar 20 titik. Sementara tahun ini menjadi 54 titik yang direncanakan akan diberikan kepada kelompok tani yang membutuhkan pengolahan biogas tersebut.
“Biogas ini adalah energi alternatif, yang banyak dikembangkan di daerah lainnya. Dengan program ini ada dua keuntungan yang bisa didapat petani, selain gas bisa untuk memasak, kemudian sisanya jadi pupuk pertanian mereka,” ungkapnya. (ALI SYAHRONI/UZI/RAH)