Oleh : Abrari Alzael*
Frank Pastore, seorang host di salah satu radio di Amerika, mungkin bercanda. Kepada penggemarnya, saat ia siaran, mengatakan seseorang bisa mati tanpa diduga. Ia mencontohkan, kematian yang tidak dinyana dapat menimpa siapa saja, dirinya atau bukan dirinya. Orang bisa saja meninggal tiba-tiba dalam perjalanan pulang dengan berkendaraan karena orang lain menabraknya, atau dirinya yang menabrak orang lain. Ia terus saja berkicau sampai waktu siaran berakhir. Tak lama setelah pulang dari ruang siarnya, ia meninggal, persis seperti kejadian yang disiarkannya kepada halayak. Ia ditabrak seseorang saat dirinya berkendaraan menuju rumah dan nyawanya tidak tertolong.
Kisah lain dialami Pete Maravich, pemain basket termasyhur di dunia. Dribler bola terbaik sepanjang masa versi John Havlicek ini juga mati karena ucapannya sendiri. Ketika diwawancarai wartawan, ia mengatakan akan mati pada usia ke-40 karena penyakit jantung yang dideritanya. Pada saat usianya memasuki ke-40, ia benar-benar meninggal dunia pada tanggal 5 Januari 1988 karena cacat jantung bawaan. Begitu pula Mark Twain, sastrawan besar Negeri Paman Sam. Twain bercanda. jika komet halley mendekati bumi, saat itulah kematiannya tiba. Ketika komet halley tanggal 20 April 1910 mendekati bumi, keesokan harinya Twain meninggal.
Lalu jurnalis investigatif William Thomas Stead menciptakan kematiannya sendiri melalui sebuah karya fiksi. Tahun 1892, Stead menulis sepotong kisah yang menceritakan penumpang dengan kemampuan terawang bernama Majestic. Tokoh penerawang ini melihat sebuah kapal laut menabrak gunung es. Dua puluh tahun kemudian (1912), Titanic menabrak gunung es. Sekitar 1.500 penumpang tewas dan salah satunya, Stead.
Kemudian Arnold Schoenberg, seorang seniman terkenal di Jerman. Ia sangat pobi pada angka 13 karena dianggapnya sial. Ketakutan Arnold menjadi kenyataan. Suatu hari, ia meutuskan tidak pergi dari rumah karena saat itu tanggal 13. Ia khawatir bila ke luar rumah akan sial. Tetapi ia justru meninggal di hari itu, di hari dimana ia memilih tidak keluar dari rumah karena takut sial.
Belajar dari sebagian banyak orang yang mati karena dirinya, ini menegaskan bahwa mulutmu adalah harimaumu dan kata adalah doa, sugesti. Ruang intelektualitas pada semesta sugesti bisa mengenganggu pengetahuan tentang hal ini. Pikiran bawah sadar serupa software segala mekanisme dalam computer. Pikiran ini memiliki kekuatan 70% di banding pikiran sadar yang hanya memiliki kekuatan 30%.
Prof dr Kelvan Vinath Mtk, pakar psikologi asal India menyebut pikiran bawah sadar sebagai gudang ingatan yang tidak pernah penuh walau diisi setiap saat. Sugesti yang diterima sebenarnya tersimpan rapi dalam pikiran bawah sadar. Jika suatu dibutuhkan oleh pikiran sadar, ia dimunculkan dan bereaksi ke tubuh menjadi kenyataan. Pikiran bawah sadar hanya menyimpan dan mengeluarkan apabila kondisi dari luar memungkinkan. Karena itu, sugesti sebentuk kata yang mempunyai kekuatan luar biasa.
Sugesti, sebangsa doktrinasi terhadap diri dan orang lain yang berpengaruh. Apa yang dibayangkan pada awalnya, itulah yang memungkinkan terjadi pada akhirnya. Tuhan benar ada dalam kehidupan dan kematian manusia. Tetapi tuhan tidak terlalu teknis karena sebagian sifat ketuhanannya telah diotodakan kepada hamba. Hanya, tuhan belakangan lebih banyak disebut ketika seseorang terjepit. Pada posisi ini, tuhan dianggap sebagai pamadam kebakaran. Padahal sugesti immanensi pada diri bukan memposisikan tuhan di porsi di mana tuhan tidak berdiam di situ. (*)
*) Budayawan Muda Madura