PROBOLINGGO – MPROBOLINGGO – mMusim kemarau seperti sekarang warga Desa Kotanyar Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo, ramai-ramai bermain laying-layang raksasa. Toancak, demikian nama permainan tradisional yang ditujukan untuk meminta hujan itu.
Di tengah ladang tembakau yang baru dipanen mereka asyik menaikkan dan menurunkan layangan berukuran raksasa. Permainan tradisional ini biasa digelar pada musim kemarau agar hujan segera turun.
“Layang-layang Toancak adalah jenis layang-layang yang berukuran besar. Dengan bentangan tongkat penghasil suara atau sawangan yang diletakkan pada bagian atas layang-layang. Saat layang-layang yang diterbangkan, sawangan inilah yang menimbulkan bunyi gemuruh,”ujar Mulyadi, salah satu pemilik layang-layang toancak, kepada wartawan, Senin (13/10).
Menurutnya, tradisi yang diawali dengan pelepasan ribuan burung merpati ini, juga bertujuan untuk memanjatkan rasa syukur kepada yang maha kuasa atas panen tembakau yang melimpah pada tahun ini.
Sedangkan layang-layang Toancak dikhusukan untuk para petani tembakau, dan menjadi ajang ketangkasan bermain layang-layang antar sesama petani. Mereka dituntut mampu mengendalikan layang-layang saat diterpa angin kencang.
“Hal ini diumpamakan sebagai pengendalian tanaman tembakau saat terserang cuaca buruk atau hama tanaman,”terang Mulyadi.
Senada disampaikan, Nasrullah (45) salah satu petani yang memiliki layang-layang Toancak, mengatakan sewaktu layang-layang diterbangkan. Selain sebagai rasa syukur atas milimpahnya hasil panen tembakau. “Layang-layang Toancak juga dimaksudkan untuk meminta hujan segera turun demi menyambut masa tanam padi selanjutnya,”ucapnya.
Tidak hanya kemeriahan, lanjut dia, yang dirasakan oleh para petani. Namun ratusan warga kampung sekitar juga terlihat antusias menonton tradisi warga Desa Kotanyar Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo.
“Pemain yang bisa menangkap layangannya ketika ditarik turun diberi hadiah uang sebesar Rp.2,5 juta. Agar tak musnah digerus zaman, tokoh masyarakat Probolinggo memper tahankan tradisi layangan Toancak ini,”tandas Nasrullah.
Disisi lain, kegembiraan dalam permainan layang-layang toancak dilengkapi dengan tabuhan kenong telok, musik khas warga Pendalungan yang merupakan belasteran Jawa dan Madura. Permainan layang-layang Toancak berakhir saat matahari mulai terbenam. M.Hisbullah Huda.