
Penulis : Petir Abimanyu
Penerbit : Laksana, Yogyakarta
Cetakan : I, 2014
Tebal : 276 halaman
ISBN : 978-602-296-038-6
Epos Ramayana dan Mahabharata terbukti mampu menyedot perhatian publik. Bukan hanya di negara asalnya saja, India, di Indonesia pun (khusunya Jawa) banyak yang melestarikannya dalam berbagai bentuk. Mulai dari lakon pewa-yangan, buku, drama, dan film. Epos yang lahir belaka-ngan pun, sejauh ini, belum ada yang mampu mengalahkan kepopuleran kedua epos yang lahir di India ini.
Karena sejauh ini banyak buku fiksi yang menceritakan kisah Ramayana-Mahabharata, Petir Abimanyu berinisiatif untuk mengabadikannya dalam bentuk non-fiksi. Yang membuat buku ini berbeda dengan buku lain adalah fokus pembahasannya. Kalau kebanyakan buku yang terserak di Nusantara menceritakan kronologi kisah Ramayana-Mahabharata, buku Ajaran-ajaran Emas Ramayana-Mahabharata yang diltulis oleh Petir Abimanyu ini menekankan pada nilai-nilai adiluhung dari kisah tersebut.
Ramayana berasal dari kata Rama yang berarti menyenangkan, menarik, anggun, cantik, atau bahagia. Sedangkan Yana berarti pengembaraan. Menurut perkiraan, cerita ini ditulis oleh Walmiki, seorang Vaishanca atau pemuja Wisnu dari India sekitar tahun 400 SM. Sedangkan kisahnya sendiri dimulai antara 500 SM hingga 200 M.
Kisah Ramayana menjadi kitab suci agama Wisnu, di mana Rama, Sinta, Lesmana, Sugriwa, Hanoman, dan Wibisana menjadi teladan hidup atas kebenaran, keadilan, kepahlawanan, persahabatan, dan percintaan. Sebaliknya, Rahwana, musuh Rama yang Sivais –pemuja Siwa- ditokohkan sebagai figur antagonis yang mewa-kili nilai-nilai demonis yang tiranik, jahat, kejam, licik, angkara murka, dan biadab (halaman 15-16).
Di Indonesia, cerita ini dikemas kembali secara unik dan dipadukan dengan tata budaya lokal yang mengangkat karakter Rama sebagai seorang pahlawan. Hasil penelusuran mengungkap bahwa ternyata cerita Ramayana juga terdapat dalam khazanah sastra Jawa dalam bentuk kakawin Ramayana. Sedangkan dalam bentuk Melayu dengan judul Hikayat Seri Rama.
Ajaran-ajaran luhur yang dihadirkan dari epos Ramayana dalam buku ini meliputi etika dan moralitas, menjauhi sifat sombong, kama, karmaphala, moksa, dan kepemimpinan. Sedangkan epos Mahabharata memuat dharma dan spirit kepe-mimpinan serta ajaran-ajaran ‘emas’ lain yang termuat dalam 18 parwa Mahabharata. Selamat membaca!
Oleh: Imron Mustofa
Mahasiswa PGMI FITK UIN Sunan Kalijaga. Redaktur Pelaksana di LPM Paradigma.