BALI – Ketua Umum DPP PDI Perjua-ngan, Megawati Soekarnoputri memang dikenal sosok yang irit bicara dibandingkan ketua umum partai politiknya. Namun dibalik sikap pelit bicara itu, Megawati sebenarnya memiliki sence of humor yang sangat tinggi.
Lihat saja, saat menyampaikan pidato, Megawati kerapkali menyelipkan candaan kecilnya yang membuat audiens tertawa. Kemampuan Megawati mengocol perut ditunjukannnya saat acara penutupan Kong-res IV PDI Perjuangan di Sanur, Bali, Sabtu (11/4) . Megawati layaknya seorang stand up comedy, bercerita yang membuat peserta kongres maupun awak media tertawa.
Salah satu lelucon Mega yang membuat peserta kongres tak dapat menahan tawa adalah ketika mengisahkan pertemuan dengan salah satu kader PDI Perjuangan di Gedung DPR RI. Pada saat memperkenalkan dirinya kepada Mega, kader tersebut menyebut dirinya sebagai anggota DPR.
“Tetapi waktu saya lihat kartu namanya, ada kata mantan. Jadi mantan anggota DPR,” kata Megawati yang langsung di-sambut tawa kader-kader di hadapannya. “Gimana coba? Anggota DPR tapi mantan,” imbuhnya.
“Aduuh ada-ada saja anak buah saya ini,” kata Megawati sambil tertawa.
Tak hanya itu, lelucon soal suku juga sempat dilontarkan oleh Mega. Dia bercerita, dulu tidak pernah ada pertanyaan siapa dari suku mana. Secara pribadi, Mega mengaku, tak tahu harus menjawab apa jika diberi pertanyaan itu.
Bahkan, dia pun menyinggung nama anaknya, Puan Maharani. “Kalau saya ditanya apa sukumu, bingung saya. Apalagi mba Puan, itu kacau balau saya bilang,” ujarnya dan lagi-lagi mengundang tawa kader partai.
Tak berhenti di situ, candaan soal suku membuat Megawati mengisahkan soal pertemuannya dengan seorang teman yang membahas soal pertengkaran orang Batak dengan orang Madura.
Mega bercerita bagaimana orang Madura meminta orang Batak tidak berurusan de-ngan mereka lantaran orang Madura bisa memakan besi. “Tahu apa tidak kamu itu, kamu suku Batak jangan berani sama Madura. Besi saja bisa dimakan oleh Madura,” kata Mega bercerita.
“Batak ini marah kan. Lalu mereka bilang ‘sombong sekali kamu ya. Aku ini suku Batak hanya karena Undang-Undang tidak mengizinkan. Jika UU mengizinkan kamu yang aku makan’,” kata Megawati.
Tak hanya kepada kader ataupun anaknya, saat sedang bercerita soal suku Batak dan Madura tersebut, Megawati masih sempat ‘menyindir’ awak media yang setia memperhatian tiap ucapannya.
Menurut Mega, para wartawan terlihat lebih rileks padahal biasanya tegang lantaran harus memberitakan setiap ucapannya. “Tak ada hati nurani (media massa ini), pokoknya asal laris saja. Mestinya saya minta bayaran berapa bulan saya di-bully sama media massa. Masya Allah,” katanya.
Megawati pun mengingatkan pada semua orang bahwa dirinya tidak selalu menjadi orang yang serius. Dia mengaku jika sudah berbicara humor maka tidak akan bisa berhenti, termasuk kali ini.
Dia bahkan menyadari jika dia seharus-nya menutup Kongres IV PDI Perjuangan. “Ini mau nutup kenapa jadi begini ya” kata Megawati sambil tertawa dan melihat para pengurus DPP PDI Perjuangan yang duduk di sampingnya. “Aduh habis selalu disuruh serius terus ketua umum ini. Untung masih lumayan cantiknya,” tambah Megawati.
“Kalau tidak begitu masih banyak yang mau tempat duduk saya ini,” kata Mega sambil terbahak.
Kongres IV PDI Perjuangan telah secara resmi ditutup oleh Megawati selaku ketua umum terpilih. Dalam kalimat penutupnya, Megawati meminta para kadernya terus mengamankan politik yang ada di Indonesia serta menjalankan amanat tegak lurus pada konstitusi.
“Saya instruksikan kalian untuk mengamankan politik legislasi, politik anggaran, serta kebijakan politik,” ujar Megawati yang langsung mendapatkan tepukan tangan dari para peserta kongres.
“Serta satu lagi adalah menjalankan amanat tegak lurus pada konstitusi,” terangnya.
(GAM)