Rekonstruksi Usia
1#
Angka-angka yang berpacu, seperti ingin segera berlalu. Menghitung usia sembari memburu alamat terakhir jiwa, dimana merumahkan raga
Padahal kecupku belum jua benar pada sajadah impian, saat hujan menderas dan kalender gegas
Kita masih menjadi kekasih dalam puisi, saling memuja sesekali menghanyutkan diri
Di telapak waktu, sambil diam-diam mengaji nadi
Semoga bulan-bulan berkenan menemui
2#
Tanggal-tanggal berlari
Seolah menghindari, kenangan-kenangan yang pamit permisi
Dari jarum jam
Dari jelaga fragmen lebam
Pada dinding, almanak menyisa pekat
Bulan kelam juga langkah bersampul pucat
Tak bosan menyatroni perjalanan hati
Saling berebut
Mengabarkan tahun-tahun kalut
: aku masih pengecut
Solo, 2014/2015
Register Tukang Becak
Sebab disetiap kayuh pedalmu
Ada harapan anak-anak, tumbuh dengan layak
Dan senyum sang istri
Dalam sebakul nasi – tempe goreng plus sambal bawang
Sebagai pelanjut hari yang sempoyongan
Penuh terjal
Dipunggungmu, cucuran keringat
Menjadi berkat
Pulang disambut kopi hangat
Seduhan hidup, pahit paling nikmat
Maka kemurahan hati penumpang
Ialah jawaban doa siang malam
Bertemu esok dan matahari
Dimana selalu menyimpan misteri
Tentang caping lusuh
Tempat biasa kau menyimpan keluh
Solo, 2015
*) Penikmat sastra asal Solo. Karya-karyanya termaktup dalam sejumlah antologi, baik bersama maupun tunggal . Dua antologi tunggalnya : Catatan Perempuan 2011 dan ANDRAWINA 2015 . Sempat juga di muat beberapa media. Masih bergiat di Sastra Pawon.