
BANGKALAN, koranmadura.com – Kerusakan jalan di Kabupaten Bangkalan dipicu adanya kendaraan berat yang mengangkut barang melebihi tonase kelayakan. kerusakan jalan menjadi makin parah. Di beberapa tempat muncul kubangan dalam sehingga mengancam keselamatan pengendara. Secara teori, jalan rusak karena beban. Kerusakan jalan berbeda dengan kerusakan bangunan sipil lainnya, seperti jembatan.
Pada jembatan, misalnya, jika dibebani sesuatu lebih besar dari batas maksimum, maka jembatan akan langsung ambruk. Pada jalan, kerusakan disebabkan repitisi atau pengulangan beban. Artinya beban kendaraan berat sekali lewat mungkin tidak akan menyebabkan kerusakan jalan. Tetapi jika terus menerus jalan akan mengalami kerusakan. Artinya kerusakan jalan adalah disebabkan oleh ‘kelelahan’ akibat beban berulang.
Kerusakan yang umum terjadi di jalan-jalan dalam kota adalah adanya air yang menggenangi permukaan jalan. Pada saat ikatan aspal dan agregat longgar karena air, kendaraan yang lewat akan memberi beban yang akan merusak ikatan tersebut dan permukaan jalan pada akhirnya. Tipikal kerusakan karena pengaruh air adalah lubang. Sekali lubang terbentuk maka air akan tertampung di dalamnya sehingga dalam hitungan minggu lubang yang semua kecil dapat membesar dengan cepat. Itulah sebabnya kerusakan jalan sering dikatakan bersifat eksponensial.
Kasi Jalan UPT Bina Marga Provinsi di Bangkalan, Abi Kusno tidak menampik, kerusakan jalan di ruas jalan pantura dipicu banyaknya truk besar yang melebihi tonase kelayakan. Akan tetapi, pekerjaan efektif tambal sulam yang dilakukan pada tahun ini untuk wilayah Bangkalan sepanjang 2.550 meter. Sebab, pihaknya hanya bersifat pemeliharaan.
”Dampaknya, jalan yang meskipun belum terhitung lama diperbaiki, itu keburu rusak kembali karena sering dilewati truk-truk yang melebihi tonase berat,” katanya.
Pihaknya mengaku telah berkoordinasi dengan pihak yang berwenang, dalam hal ini LLAJ dan Dishub, tetapi masih belum saling terbuka, sehingga sering kali truk besar melebihi tonase melewati jalan Bangkalan. Namun, dirinya tidak terlalu banyak komentar mengenai keberadaan truk-truk tersebut.
”Kalau target pekerjaan kami, H-7 sebelum lebaran bisa menyelesaikan perbaikan lubang-lubang jalan yang rusak. Namun, mengenai peningkatan jalannya bukan menjadi tanggungan kami. Sebab, ada bagian peningkatan jalan,” ungkapnya.
Anggota DPRD Bangkalan, Mahmudi membenarkan tentang banyaknya truk besar yang melewati jalan-jalan di pantura. Dirinya mendesak agar realisasi perbaikan jalan pantura secepatnya dilaksanakan sebelum arus mudik datang. Apalagi, jalan pantura sudah banyak memakan korban. Selain itu, saat ini akan memasuki mudik lebaran. Tentunya, jalan yang menjadi akses utama bagi pemudik tersebut harus cepat diselesaikan.
Selama ini, proses perbaikan hanya tambal sulam terhadap jalan-jalan yang berlubang. Itu pun tak menyeluruh. Sebagian besar, proses tambal sulam mengalami pengelupasan. Saat ini, kondisi jalan rusak bisa dilihat di sepanjang jalan pantura. Kendaraan yang melintas harus ekstra hati-hati, karena jalan tak bisa dilewati dengan kecepatan tinggi.
”Korban yang berjatuhan tidak sedikit. Kami menekan agar secepatnya diperbaiki secara keseluruhan, sebelum arus mudik datang,” desaknya.
(MOH RIDWAN/RAH)